Jumat 24 Feb 2023 06:29 WIB

Ekonomi Rusia Bertahan Tapi Perjalanan Kembali Normal Masih Jauh

Kontraksi ekonomi tahun lalu diprediksi masih moderat di angka 2,1 persen.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria dengan bendera nasional Rusia berjalan di depan makam Lenin di Lapangan Merah pada hari yang cerah di Moskow, Rusia, Selasa, 11 Oktober 2022. Perekonomian Rusia terbukti kuat meski diterpa sanksi-sanksi Barat sejak tahun lalu.
Foto:

Ia juga mendesak pembangunan domestik berkelanjutan dan ekonomi mandiri. Putin kembali mengkritik pemimpin-pemimpin Uni Soviet yang fokus pada pengeluaran militer tapi mengabaikan kesejahteraan rakyat.

"Ada pepatah 'senjata bukan mentega', pertahanan negara tentu, prioritas terpenting, tapi ketika menyelesaikan tugas strategis pada bidang ini, kami tidak boleh mengulang kesalahan yang sama di masa lalu, kami tidak boleh menghancurkan perekonomian kami sendiri," katanya.

Namun naiknya pengeluaran militer dan mengalihkan dana rumah sakit dan sekolah akan menghambat pembangunan infrastruktur ekonomi sipil. Naiknya pengeluaran dan turunnya pendapatan mendorong anggaran bulan Januari defisit 25 miliar dolar. 

Sementara surplus neraca berjalan saat ini lebih tinggi setengahnya dibanding tahun lalu. Tingginya harga minyak akan membantu dana investasi nasional. Tapi saat ini Rusia menjual hidrokarbon yang terkena embargo dan batasan harga dengan menggunakan yuan Cina untuk menutupi defisit.

Sementara kementerian keuangan berjanji defisit tidak akan merosot tak terkendali. Tapi tetap beresiko membahayakan kapasitas pengeluaran dan menambah risiko inflasi.

Bank sentral Rusia yang analisa kesehatan ekonominya lebih pesimistis dibandingkan Putin, memperingatkan semakin melebarnya defisit anggaran akan mengakibatkan inflasi. Bank sentral mengatakan kemungkinan mereka akan menaikan suku bunga dari angka 7,5 persen pada tahun ini.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement