Jumat 17 Feb 2023 21:14 WIB

Bisa Lebih Hemat, PGN Tawarkan Konversi BBG untuk Sepeda Motor

PGN menampilkan produk pemanfaatan gas bumi untuk sektor transportasi di IIMS 2023.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pengisian BBG. PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina turut berpartisipasi di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIEexpo, Kemayoran, Jakarta.
Foto: istimewa
Ilustrasi pengisian BBG. PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina turut berpartisipasi di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIEexpo, Kemayoran, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina turut berpartisipasi di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIEexpo, Kemayoran, Jakarta. PGN menampilkan produk pemanfaatan gas bumi untuk sektor transportasi, bahan bakar gas (BBG) dengan nama produk Gasku yaitu layanan gas bumi untuk kendaraan. Untuk kendaraan, saat ini gas bumi yang digunakan adalah dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) namun tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan melalui Liquified Natural Gas (LNG) untuk kendaraan dengan jarak tempuh yang lebih jauh.

Ajang internasional ini sekaligus menyongsong rencana PGN untuk meluncurkan pilot project konversi CNG untuk 300 unit sepeda motor di DKI Jakarta dan Semarang. Proyek konversi CNG akan dilakukan PGN pada kuartal I 2023.

Baca Juga

“Gasku menawarkan nilai lebih bagi pengguna yakni bisa lebih hemat dibandingkan energi fosil lainnya dan ramah lingkungan. Daya tempuh juga kompetitif dengan kendaraan lainnya. Oleh karena itu, Gasku dapat menjadi pilihan energi di masa transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan,” ujar Direktur Keuangan PGN Fadjar Widodo pada kunjungannya di booth PGN di IIMS 2023, Kamis (16/2/2023).

Menurut Fadjar, pengguna Gasku akan merasakan efisiensi biaya. PGN menyediakan BBG dengan harga Rp 4.500 per liter setara premium (LSP), sehingga dengan harga ini cukup terjangkau. Kendaraan yang telah dikonversi menggunakan BBG Gasku tetap dapat menggunakan BBM, karena operasi bahan bakar menjadi dual fuel atau kombinasi BBM dan gas. Untuk penggunaannya, setiap kendaraan akan dipasang converter kit untuk bisa menggunakan CNG yang tersimpan dalam tabung.

“Pengguna bisa fleksibel dalam memilih bahan bakar. Dengan menggunakan BBG, maka pengguna bisa lebih berhemat. Terlebih lagi, Gasku akan menambah jumlah bahan bakar kendaraan, sehingga jarak yang ditempuh dapat lebih jauh,” jelas Fadjar.

Komposisi utama Gasku adalah metana. Ini menjadikan Gasku ramah lingkungan karena metana termasuk bahan bakar bersih beroktan tinggi. Maka, Gasku memberikan manfaat performa mesin yang baik dan gas buang yang ramah lingkungan. Gasku juga rendah emisi, sehingga menjadikan mesin lebih bersih dan bebas asap.

Dengan mempertahankan kualitas manfaat BBG yang hemat dan ramah lingkungan, PGN siap memasifkan BBG untuk kendaraan umum, sepeda motor, dan truk/bus. Sebelumnya, BBG kebanyakan dipakai oleh bajaj, taksi, kendaraan penumpang, dan Trans Semarang.

“Rancangan kami, Gasku untuk sepeda motor akan dikemas dalam tabung CNG berdiameter 14 cm dan tinggi sekitar 50 cm. Ukuran ini cukup ringkas sehingga memungkinkan penempatan yang aman di sebelah kiri dan kanan kolom kemudi, tanpa mengurangi kenyamanan berkendara,” ujar Fadjar.

Ada dua tabung CNG berbahan baja dan berstandar keselamatan tinggi memiliki kapasitas total 2,5 LSP dapat mendukung daya jelajah hingga 100 km dalam sekali pengisian penuh.

Fadjar menerangkan, penggunaan Gasku pada sepeda motor dapat meningkatkan kesejahteraan atas potensi penghematan harga bahan bakar hingga 55 persen setara Rp 5 juta per tahun (konsumsi 2,5 liter BBM pertalite per hari). Selain itu, juga bermanfaat untuk membantu menekan beban subsidi BBM dan ketergantungan impor BBM setara 91 ribu kilo liter per tahun (untuk 100 ribu unit sepeda motor).

Sedangkan untuk truk, telah melalui uji coba Diesel Dual Fuel (DDF) untuk tiga mobil tangki BBM milik Pertamina.

Pengisian BBG saat ini dapat dilakukan di 19 lokasi pengisian di Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Beberapa di antaranya SPBG PGN Kantor Pusat, SPBG Klender, SPBG Pemuda, SPBG Gandaria, SPBG Daan Mogot, SPBG Pondok Ungu, SPBG Karawang, dan SPBG Citeureup.

“PGN ingin hadir di masa transisi ini dan berperan dalam menciptakan ekosistem pemanfaatan BBG untuk kendaraan di Indonesia. Harapan besar kami, mulai 2023 dan tahun-tahun berikutnya, kendaraan ber-BBG semakin meningkat. Dengan begitu, PGN semakin terpacu dalam menyediakan energi ramah lingkungan dengan harga terjangkau untuk kendaraan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Fadjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement