REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Januari 2023. Berdasarkan survei tersebut, permintaan pembiayaan korporasi pada Januari 2023 terindikasi tumbuh positif.
"Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1 persen," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (17/3/2022).
Dia menjelaskan, mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri dan diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarif. Begitu juga dengan pinjaman atau utang dari perusahaan induk dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri.
Di sisi rumah tangga, Erwin mengatakan, permintaan pembiayaan baru terindikasi meningkat pada Januari 2023. "Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan," jelas Erwin.
Dia menambahkan, sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan adalah koperasi. Selain itu preferensi lainnya yaitu juga leasing.
Dalam survei tersebut, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Januari 2023 terindikasi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru terindikasi menurun pada jenis kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK).
Sementara itu, kredit konsumsi KPR dan kredit konsumsi lainnya terindikasi tumbuh positif meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Faktor utama yang mempengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.