REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Maruf Amin mendorong pengembangan gas bumi domestik untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Menurutnya, gas bumi memiliki peran vital dalam kebijakan bauran energi di Indonesia karena merupakan energi fosil paling bersih dan banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara.
"Karena itu, Pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri," ujar Kiai Maruf saat meresmikan proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JBT) dan Proyek Lapangan Gas MDA dan MBH di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023).
Maruf mengatakan, sektor hulu migas masih berperan strategis baik bagi pendapatan negara, maupun sebagai penggerak ekonomi nasional. Dia menyebutkan pada 2022 lalu, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42 persen terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam.
Capaian PNBP migas bahkan tercatat Rp 148,7 triliun, melebihi target awal sebesar Rp 139,1 triliun.
Namun, berbeda dengan persentase pemanfaatan minyak bumi dan batu bara sebagai energi yang semakin menurun, pemanfaatan gas bumi justru kian menngkat. "Ini menunjukkan peran vital gas bumi, baik dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi di Indonesia," ujarnya.
Karena itu, dia mendukung pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru dan Lapangan Gas MDA dan MBH yang diresmikan hari ini. Dia berharap, keduanya proyek strategis nasional (PSN) ini akan memasok kebutuhan gas yang cukup besar di Pulau Jawa.
Menurutnya, efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas kepada PT PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur.
"Pemenuhan kebutuhan gas ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat, di tingkat regional sekaligus nasional," katanya.
Maruf juga mengapresiasi keberhasilan pembangunan kedua proyek ini yang mampu meningkatkan pasokan gas nasional sebesar 312 juta standar kaki kubik per hari. Kedua proyek ini diproyeksikan dapat menyumbang penerimaan negara hingga Rp 37,2 triliun selama proyek berjalan.
"Saya minta agar pengoperasian kedua proyek dilakukan secara baik dengan memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan. Utamakan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik," katanya.