REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal Indonesia diyakini tumbuh positif pada tahun ini meski dibayangi ancaman resesi global. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menargetkan sejumlah indikator dapat mencatatkan peningkatan kinerja.
Dari sisi investor, BEI optimistis jumlahnya akan tumbuh hingga 35 persen dari tahun 2022 yang tercatat mencapai 10,3 juta. Hingga akhir Januari 2023, jumlahnya sudah meningkat jadi 10,4 juta investor.
"Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman saat bertemu media di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Dari sisi penerbitan, BEI menargetkan sebanyak 57 perusahaan baru akan tercatat sepanjang tahun ini, naik dari target tahun lalu yang hanya dipatok 56 perusahaan.
Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan. Sehingga total emiten yang sudah tercatat di BEI mencapai 835 perusahaan.
Iman optimistis, target emiten yang tercatat di BEI akan tercapai seiring tren pertumbuhannya yang tinggi. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar diantara kawasan yaitu sebesar 45,8 persen.
"Dari sisi jumlah diantara bursa di kawasan ASEAN, kita hanya kalah dari Malaysia" tutur Iman.
BEI juga menargetkan kapitalisasi pasar modal di Tanah Air akan meningkat jadi Rp 13.500 triliun pada 2026 mendatang. Hingga akhir 2022, kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp 9.509 triliun.