Selasa 24 Jan 2023 13:15 WIB

Penyaluran Kredit Meningkat, Uang Beredar Tumbuh Positif

Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian tumbuh positif.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Refleksi layar yang memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2022 tumbuh positif.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Refleksi layar yang memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2022 tumbuh positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2022 tumbuh positif. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2022 tercatat sebesar Rp 8.525,5 triliun atau tumbuh 8,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit sebesar 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu serta uang kuasi sebesar 6,8 persen," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, perkembangan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva luar negeri bersih. Begitu juga dipengaruhi oleh penyaluran kredit.

Erwin mengatakan, aktiva luar negeri bersih tercatat tumbuh positif sebesar 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya sebesar satu persen," ucap Erwin.

Sementara itu, Erwin mengatakan penyaluran kredit pada Desember 2022 tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menuturkan, angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan 10,9 persen bulan sebelumnya seiring dengan perkembangan kredit produktif dan konsumtif.

BI juga mencatat dana pihak ketiga pada Desember 2022 sebesar Rp 7.929,5 triliun atau tumbuh 9,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. "Perkembangan DPK terutama dipengaruhi oleh perlambatan giro korporasi dan tabungan perorangan," ujar Erwin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement