REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menerima kedatangan perdana wisatawan mancanegara (wisman) asal China pada Ahad (22/1/2023) setelah pemerintah China mencabut larangan bepergian ke luar negeri sejak 8 Januari 2023 lalu. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) lantas menyambut positif kebijakan China dan berharap kunjungan wisman asal China terus meningkat dan berkualitas.
Lantas, seberapa besar China berkontribusi dalam pangsa pasar pariwisata Indonesia?
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019, tepatnya sebelum masa pandemi Covid-19, China menjadi penyumbang terbesar kedua kunjungan wisman ke Indonesia.
Tercatat, turis asing China mengunjungi Indonesia sebanyak 2.072.079 kali selama setahun penuh atau 12,8 persen dari total 16.106.954 kunjungan. Kunjungan wisman China di tahun 2019 juga tak jauh beda dibandingkan 2018 yang sebanyak 2.139.161 kunjungan.
Di tahun yang sama, kunjungan wisman tercatat hanya berada di bawah Malaysia yang sebanyak 2.980.753 dan di atas Singapura sebanyak 1.934.445 kunjungan.
Pandemi melanda dunia tak terkecuali Indonesia. Angka kunjungan wisman tahun 2020 lantas anjlok hingga tersisa 4.052.923 dari tahun sebelumnya yang lebih dari 16 juta.
China tercatat hanya menyumbang 239.768 kunjungan selama 2020 bahkan tak masuk dalam lima besar penyumbang utama wisman bagi Indonesia.