REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turis China akan kembali memadati pasar pariwisata Indonesia setelah kedatangan perdananya pada Ahad (22/1/2023) dengan penerbangan langsung dari Shenzen ke Bali. Kedatangan wisman China bersamaan dengan kasus Covid-19 di negaranya yang tengah melonjak.
Pengamat Pariwisata, Taufan Rahmadi, menilai tak perlu khawatir soal Covid-19 di China. Asalkan, protokol kesehatan yang sudah dijalankan selama ini terhadap warga asing tetap diberlakukan.
"Indonesia jangan khawatir menerima kunjungan wisatawan dari manapun, termasuk China," kata Taufan kepada Republika.co.id, Senin (23/1/2023).
Bahkan, Taufan juga mendorong agar Indonesia bersama Badan Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) untuk bisa mendorong merubah status pandemi menjadi endemi.
Menurutnya, sektor pariwisata Indonesia telah membuktikan dapat bertahan dan melawan pandemi dalam tiga tahun terakhir. Indonesia juga telah mendapat kesempatan dalam Sidang Umum PBB untuk menceritakan keberhasilan pariwisata Indonesia melawan virus Covid-19.
"Jadi sekali lagi, silakan wisatawan dari mana saja datang ke Indonesia dengan tentunya memenuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan," kata dia.
Mengutip laporan Reuters, sebanyak 80 persen populasi di China telah mengalami penularan Covid-19 selama ini. Dengan begitu, kebangkitan besar-besaran penularan Covid-19 dalam dua hingga tiga bulan ke depan sangat kecil, menurut Kepala Ahli Epidemiologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyait China, Wu Zunyou.
Pergerakan massal orang selama periode liburan Tahun Baru Imlek yang sedang berlangsung dapat menyebarkan pandemi, meningkatkan infeksi di beberapa daerah, tetapi gelombang Covid-19 kedua diyakini tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini, dalam kedatangan perdana tersebut menjelaskan, alasan Bali menjadi destinasi pertama dalam menyambut wisman China.
Berdasarkan data Online Travel Agent (OTA) di China, terjadi peningkatan volume pencarian destinasi wisata di luar negeri sebesar 430 persen. Destinasi Indonesia masuk dalam top lima pencarian dan volume pencarian Bali meningkat 250 persen.
Ia berharap penyambutan kembali wisman Tiongkok ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif bagi wisatawan China.
“Bali itu sangat populer di China, mereka suka Bali dengan alamnya, hotel, dan spanya. Nah, bagaimana kita bisa mengafiliasi itu dengan berbagai cara, mereka sangat social media savvy, di sana yang main apa? Tik-tok ternyata, kita ikut untuk promosikan," katanya.
"Yang kedua akses masuk penerbangan yang bisa langsung ke Bali, bagaimana caranya visa juga mudah, dan tentu saja memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya menambahkan.
Made memastikan Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen krisis selama pandemi yang diiringi dengan peningkatan masif sertifikasi CHSE di setiap destinasi pariwisata. Selain itu rasio tingkat vaksinasi per populasi yang relatif tinggi, sehingga Indonesia optimistis menyambut wisman China dengan baik.