Jumat 20 Jan 2023 17:17 WIB

Mandiri Sekuritas Proyeksikan Pasar Obligasi 2023 akan Lebih Cerah

Berinvestasi di SBR juga berarti ikut berkontribusi nyata dalam pembangunan.

Model membuka aplikasi digital MOST (Mandiri Online Securities Trading) dengan tampilan yang baru di Jakarta, Rabu (30/11/2022). Direktur PT Mandirl Sekuritas Theodora Manik memproyeksikan pasar obligasi Indonesia pada 2023 akan lebih cerah setelah berhasil menunjukkan resiliensi di tahun sebelumnya.
Foto: Republika/Prayogi
Model membuka aplikasi digital MOST (Mandiri Online Securities Trading) dengan tampilan yang baru di Jakarta, Rabu (30/11/2022). Direktur PT Mandirl Sekuritas Theodora Manik memproyeksikan pasar obligasi Indonesia pada 2023 akan lebih cerah setelah berhasil menunjukkan resiliensi di tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Mandirl Sekuritas Theodora Manik memproyeksikan pasar obligasi Indonesia pada 2023 akan lebih cerah setelah berhasil menunjukkan resiliensi pada tahun sebelumnya. Hal itu didorong oleh tingkat inflasi domestik yang melambat dan terjadinya siklus puncak kenaikan suku bunga.

"Kami mengajak masyarakat untuk membangun investasi di Saving Bond Ritel seri SBR012 karena sekarang adalah momen yang tepat untuk kembali memperkuat investasi menjelang pascapandemi," ujar Theodora dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Tahun ini, Mandiri Sekuritas kembali dipercaya oleh pemerintah menjadi salah satu mitra distribusi produk investasi Saving Bond Retail Seri SBR012. Produk surat utang negara (SUN) ritel ini dijual khusus untuk warga Negara Indonesia (WNl) mulai 19 Januari-9 Februari 2023.

SBR012 menawarkan tiga manfaat utama bagi para investor, yaitu imbal hasil yang menarik, investasi yang terjangkau mulai dari Rp 1 juta, dan aman karena dijamin oleh pemerintah. Selain Itu, SBR012 kali ini juga sangat spesial karena ditawarkan dalam dua tipe, yaitu SBR012-T2 dan SBR012-T4.

Kupon SBR012-T2 memiliki tenor dua tahun sebesar 6,5 persen per tahun dan kupon SBR012-T4 dengan tenor empat tahun sebesar 6,359 persen per tahun. Dibandingkan dengan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) yang saat ini di level 5,5 persen, selisih (spread) imbal hasilnya 0,65 persen untuk SBR012-T2 dan 0,854 persen untuk SBRO12-T4.

Kata Theodora, berinvestasi di SBR juga berarti memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi nasional. Karena dana yang terkumpul akan digunakan pemerintah sebagai pemenuhan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. "Dana SBR012 yang terkumpul akan digunakan untuk program pemerataan pembangunan, pendidikan, dan kesehatan di Indonesia," ungkap Theodora.

Hal lainnya dari SBR012 adalah kupon yang menggunakan mekanisme mengambang dengan batas minimal (floating with floor). Artinya, kupon bisa naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun bila lebih rendah daripada batas minimal.

Kupon SBR012 akan ditinjau setiap tiga bulan sekali mempertimbangkan perubahan suku bunga acuan Bl. Tanggal berlakunya kupon baru setelah tinjauan adalah per 11 Mei, 11 Agustus, 11 November, dan 11 Februari setiap tahunnya.

SBRO12-T2 akan jatuh tempo pada 10 Februari 2025, sementara SBRO12-T4 akan jatuh tempo 10 Februari 2027. Maksimal pembelian SBRO12-T2 adalah Rp 5 miliar per investor dan SBRO12-T2 adalah Rp 10 miliar per investor. Nilai maksimal ini lebih tinggi dibandingkan dengan SBR011.

SBRO12 dapat dibeli dengan mudah dan aman secara daring melalui platform digital: Mandiri Online Securities Trading (MOST): sbn.mostco.id. Melalui layanan digital tersebut, proses registrasi dan transaksi dapat dilakukan dengan cepat, dan nasabah dapat memantau kinerja investasinya kapanpun, dan dari mana pun.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement