Sabtu 14 Jan 2023 14:01 WIB

Pemain Nikel akan IPO, Incar Dana Rp 884,6 Miliar

Sebanyak 55 persen dana IPO akan digunakan untuk membiayai modal kerja.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Tambang Nikel di Sulawesi
Foto: Republika.co.id
Tambang Nikel di Sulawesi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hillcon Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana atau Intial Public Offering (IPO) pada kuartal I 2023. Dalam aksi korporasi ini, Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 442.300 juta saham kepada publik.

Adapun jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor Hillcon setelah IPO saham. Kisaran harga perdana saham yang ditawarkan yaitu Rp 1.250 – Rp 2.000 per saham, sehingga target dana IPO yang diperoleh Hillcon hingga maksimal sebesar Rp 884,6 miliar.

Baca Juga

Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu, mengatakan dana IPO sekitar 55 persen akan digunakan untuk membiayai modal kerja yang terkait dengan biaya produksi pertambangan, antara lain biaya bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan alat berat.

"Sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk membiayai belanja modal. Ini terdiri dari pengadaan peralatan untuk mendukung kegiatan operasional di sektor nikel," kata Hersan melalui siaran pers, dikutip Sabtu (14/1/2023).

Roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Hillcon dijadwalkan pada 12 - 26 Januari 2023. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan bisa diperoleh pada 7 Februari 2023. Setelah pernyataan efektif terbit, saham Hillcon diharapkan bisa tercatat di BEI pada 15 Februari 2023.

Untuk memuluskan rencana aksi korporasi ini, manajemen Hillcon telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Perseroan, serta Macquarie sebagai Penjamin Emisi Efek.

Hersan mengemukakan, melalui IPO ini Hillcon dapat ikut memperkuat industri nikel. Hersan berharap, Hillcon mampu menarik investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja.

"Hillcon memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini memantapkan langkah Hillcon menjadi pemain industri nikel," katanya.

Hingga September 2022, Hillcon mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan. Ini didorong oleh peningkatan produksi pertambangan. Perseroan juga mampu mempertahankan margin kotor yang kuat sebesar 27 persen per September 2022.

Hillcon membukukan pendapatan Rp 2,17 triliun per September 2022, meningkat 68,22 persen dibandingkan periode yang sama di 2021 Rp 1,29 triliun. Laba kotor Hillcon melesat 10,39 persen, dari Rp 524,6 miliar per September 2021 menjadi Rp 579,1 miliar per September 2022. Sementara total aset Hillcon meningkat 28,75 persen, dari Rp 2,40 triliun pada 2021 menjadi Rp 3,09 triliun per September 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement