Ahad 08 Jan 2023 17:04 WIB

PLN Selesaikan Infrastruktur Listrik untuk Hilirisasi Nikel di Kaltim

Energize diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 tahun dengan 87,93 persen TKDN

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Beberapa kendaraaan operasional  dan Logistik yang dikirimkan PLN dalam ekspedisi untuk memperkuat kelistrikan di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sebelum diberangkatkan dengan KRI Makassar (590), di dermaga Prlabuhan Tanjung Emas Semarang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Beberapa kendaraaan operasional dan Logistik yang dikirimkan PLN dalam ekspedisi untuk memperkuat kelistrikan di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sebelum diberangkatkan dengan KRI Makassar (590), di dermaga Prlabuhan Tanjung Emas Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) berhasil melaksanakan pengisian tegangan pertama (energize) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang menghubungkan Bukuan–PT Kalimantan Ferro Industry (KFI). Energize untuk mendukung pertumbuhan industri nikel di Kalimantan ini berhasil diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 tahun dengan 87,93 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) Josua Simanungkalit mengatakan, selain untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan Timur, pembangunan SUTT ini juga mendukung kebutuhan PT KFI yang bergerak di industri Smelter Nikel. Dalam hal ini PLN berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan daya PT KFI hingga 800 megavolt ampere (MVA) secara bertahap.

Baca Juga

"Dengan kebutuhan daya yang besar tersebut skema yang mungkin untuk dilakukan adalah dengan menyediaan daya secara bertahap. Untuk tahun pertama ini, kami akan menyalurkan daya sebesar 100 MVA," ungkap Josua, Ahad (8/1/2023).

Sehingga, untuk mengakomodir kebutuhan Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) tersebut, PLN UIP KLT melaksanakan pembangunan beberapa infrastruktur ketenagalistrikan. Termasuk Extension Gardu Induk 150 kV Bukuan yang sudah berhasil dilakukan pembebanan pertama pada 13 Desember 2022 lalu dan SUTT 150 kV Bukuan–PT KFI.

Josua juga memerinci, SUTT 150 kV Bukuan–PT KFI membentang sepanjang 26,35 kilometer sirkuit (kms) dan ditopang oleh 35 tower. Pembangunan infrastruktur ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 170 orang.

"Dengan keberhasilan energize SUTT 150 kV Bukuan–PT KFI ini, kami berhasil membuktikan PLN mendukung peningkatan dan pengembangan industri di daerah," katanya.

Menurutnya,  PLN tidak hanya akan menyediakan infrastruktur ketenagalistrikan yang andal untuk masyarakat serta industri tetapi juga berkontribusi pada pengembangan daerah sekitar.

Josua menambahkan, PLN UIP KLT juga berhasil menyelesaikan SUTT 150 kV Bukuan–PT KFI lebih cepat dari target setahun sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL). Dengan selesainya pembangunan proyek ketenagalistrikan ini, Josua meyakini akan menambah semangat PT KFI dalam pembangunan Smelter Nikel dan Gardu Induk di kawasan tersebut.

Tidak lupa, Josua mengapresiasi dukungan para stakeholder yang bekerja sama dalam pembangunan SUTT mulai dari masyarakat sekitar, Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, serta perusahaan pemegang izin yang dilalui jaringan PLN.

PLN berupaya menjawab tantangan demand driven dari PT KFI. Selanjutnya, performa PLN disebut akan semakin meningkat dengan banyaknya industri yang memercayakan penyediaan listriknya kepada PLN.

"Karena biaya operasional yang dikeluarkan akan jauh lebih efisien dari pada menggunakan pembangkit milik sendiri," kata Josua.

Senior Manager PT KFI Muhammad Ardi Soemargo, mengapresiasi PLN atas ketepatan waktu dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sesuai kesepakatan di Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL).

Menurutnya, sangat baik bahwa pencapaian pembangunan PLN UIP KLT ini berhasil dilaksanakan dalam waktu satu tahun. Menurutnya, ini pembuktian tidak hanya bagi PT KFI namun bagi seluruh investor lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement