Kamis 12 Jan 2023 18:15 WIB

NielsenIQ: Gratis Ongkir Masih Jadi Pendorong Utama Orang Belanja Online

Tahun ini, NielsenIQ mencatat 90 persen pembeli sudah merencanakan belanja.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petugas jasa pengiriman menyortir barang yang akan dikirimkan ke pelanggan di SiCepat Ekspres Pancoran (HUB) G23, Jakarta, Ahad (11/4/2021). Hasil riset NielsenIQ menyatakan, promo gratis ongkos kirim (ongkir) masih menjadi daya tarik utama konsumen belanja online terutama saat gelaran Harbolnas 2022.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Petugas jasa pengiriman menyortir barang yang akan dikirimkan ke pelanggan di SiCepat Ekspres Pancoran (HUB) G23, Jakarta, Ahad (11/4/2021). Hasil riset NielsenIQ menyatakan, promo gratis ongkos kirim (ongkir) masih menjadi daya tarik utama konsumen belanja online terutama saat gelaran Harbolnas 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset NielsenIQ menyatakan, promo gratis ongkos kirim (ongkir) masih menjadi daya tarik utama konsumen belanja online terutama saat gelaran Harbolnas 2022. Direktur NielsenIQ, Rusdy Sumantri, memaparkan gratis ongkir berkontribusi sekitar 80 persen dalam mendorong konsumen berbelanja saat Harbolnas. 

"Ini masih menjadi salah satu yang utama seperti tahun lalu," kata Rusdy dalam konferensi pers, Kamis (12/1/2023).

Baca Juga

Setelah gratis ongkir, promo berupa diskon berkontribusi sekitar 74 persen. Lalu diikuti 33 persen voucher, serta 23 persen dari fitur cashback. Hanya saja, ia mencatat, terdapat pola berbeda pada tahun 2022. 

Biasanya di tahun-tahun sebelumnya banyak pembeli yang secara mendadak memanfaatkan Harbolnas karena berbagai promo menarik yang ditawarkan. Khusus 2022, sekitar 90 persen pembeli tercatat sudah merencanakan untuk berbelanja pada Harbolnas 2022. 

Lebih detail, 61 persen konsumen sudah berencana dan mengetahui apa yang mau dibeli, serta 29 persen telah berencana namun belum menentukan produk apa yang akan dibeli. "Jadi hanya 10 persen orang yang belanja impulsif, ini turun 4 persen dari Harbolnas 2021," ujarnya.

Sebagai informasi, hasil riset NielsenIQ mencatat total transaksi penjualan selama penyelenggaraan Harbolnas 2022 yang digelar pada tanggal 10-12 Desember 2022 lalu mencatatkan transaksi senilai 22,7 triliun. Meski mengalami kenaikan dari tahun lalu, riset menyatakan terdapat pertumbuhan yang melandai.

RUsdy mencatat, capaian transaksi tersebut meningkat 4,7 triliun atau 26 persen dari torehan Harbolnas 2021 lalu sebesar 18,1 triliun. Adapun, penjualan produk lokal menyumbang 10 triliun atau naik 1,5 triliun atau 18 persen dari capaian tahun lalu 8,5 triliun.

Lebih lanjut, kenaikan transaksi Harbolnas 2022 utamanya terjadi di Jawa sebesar 23 persen. Sementara di luar Jawa justru mengalami penurunan hingga 3 persen.

Begitu pula dengan penjualan produk lokal, transaksi di Jawa tetap mencatat kenaikan 15 persen. Namun transaksi di luar Jawa terhadap produk lokal menyusut 8 persen.

Secara keseluruhan, kendati total transaksi mengalami kenaikan, Rusdy menyebut adanya pertumbuhan transaksi yang melandai. Pasalnya, peningkatan penjualan Harbolnas di tahun-tahun sebelumnya sempat mencapai 30 persen hingga 50 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement