Jumat 23 Dec 2022 19:49 WIB

Nataru 2022/2023, Menhub: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem

Jalur Tol Jakarta, Cikampek hingga Semarang menjadi salah satu titik krusial lalin

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan terjebak kemacetan di Tol Limgkar Luar Menuju Cikampek dan Jagorawi di kawasan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (23/12/2022). Menjelang libur Nataru 2023, berdasarkan data Kepolisian, jumlah kendaraan yang keluar dari Jakarta melalui tol pada H-2 Hari Raya Natal sebanyak 163 ribu kendaraan atau mengalami kenaikan 16,38 persen dibanding lalu lintas harian dengan rata-rata sebanyak 140.009 kendaraan. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan terjebak kemacetan di Tol Limgkar Luar Menuju Cikampek dan Jagorawi di kawasan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (23/12/2022). Menjelang libur Nataru 2023, berdasarkan data Kepolisian, jumlah kendaraan yang keluar dari Jakarta melalui tol pada H-2 Hari Raya Natal sebanyak 163 ribu kendaraan atau mengalami kenaikan 16,38 persen dibanding lalu lintas harian dengan rata-rata sebanyak 140.009 kendaraan. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG terjadi pada akhir tahun ini. Kondisi tersebut bersamaan dengan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023.

“Kami telah berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB untuk mengantisipasi potensi cuaca yang tidak bersahabat pada akhir tahun. Pada 2020, kita ada suatu masalah banjir di jalur tol. Untuk itu saya mengimbau masyarakat agar tetap waspada adanya risiko banjir Kalau tidak terlalu penting untuk bepergian, sebaiknya rekreasi di Jakarta saja,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Budi memastikan sudah berkoordinasi dengan kepolisian, BMKG, Kementerian PUPR, Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya. Khususnya untuk menyiapkan sejumlah upaya mengantisipasi terjadinya kepadatan dan menanggulangi risiko banjir.

“Untuk menanggulangi cuaca ekstrim yang dapat menyebabkan resiko banjir di jalan tol, upaya yang dilakukan yaitu membuat gorong-gorong di jalan tol dan melakukan rekayasa pembuatan hujan,” jelas Budi.

Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan lalu lintas, telah disiapkan pemberlakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Beberapa diantaranya seperti one way atau contra flow.

“Korlantas Polri memiliki kewenangan untuk menerapkan rekayasa lalu lintas di lapangan, namun saya minta rekan-rekan kepolisian dalam menerapkan rekayasa lalin  juga memperhatikan dampak yang akan terjadi di cabang-cabang jalan lainnya dan juga jalur di arah balik,” jelas Budi.

Jalur Tol Jakarta, Cikampek hingga Semarang juga menjadi salah satu titik krusial terjadinya kepadatan di masa libur natal dan tahun baru. Pemantauan jalur tol dilakukan Menhub melalui helikopter dari Halim, Jakarta sampai ke Cikampek.

Sejumlah jalur tol baru yang perlu diantisipasi terjadi kepadatan yaitu Cisumdawu dan Jakarta Cikampek 2 yang berpotensi terjadi kepadatan. Selain itu, beberapa titik jalan juga menjadi perhatian karena berpotensi terjadi banjir karena adanya cuaca ekstrem di akhir tahun yaitu di kilometer 136, kilometer 151, dan jalan nasional di Jembatan Sungai Cipunegara, Subang. 

“Jalur tol dari Jakarta sampai ke Semarang kita prediksi akan terjadi kepadatan. Dari pemantauan kami lewat udara, terlihat peningkatan sudah terjadi namun belum ada kemacetan atau lalu lintas yang tersendat,” ungkap Budi.

Budi meminta pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan di daerah wisata dan melakukan penegakkan hukum terhadap bus-bus pariwisata yang melanggar ketentuan. Budi juga mengimbau masyarakat yang bepergian menggunakan sepeda motor agar berhati-hati dan tetap mengutamakan keselamatan.

“Sebaiknya jangan melakukan perjalanan lebih dari 100 kilomete karena statistik menunjukkan kecelakaan jalan tertinggi melibatkan para pengguna sepeda motor,” ucap Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement