REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN mendorong optimalisasi pengelolaan dana pensiun (Dapen) BUMN agar dapat mewujudkan kesejahteraan pegawai, khususnya di masa tuanya. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan Dapen BUMN harus mampu meningkatkan kualitas pengelolaan investasi secara lebih prudent, sehat, dan berkelanjutan.
Tiko menyambut positif insiatif IFG sebagai Ketua PMO Tim Percepatan Integrasi Pengelolaan Dana Pensiun BUMN yang ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir dalam melakukan penandatangan nota kesepahaman atau MoU rencana kerja sama pengelolaan aset investasi dana pensiun antara IFG bersama anak perusahaannya, PT Bahana TCW Investment Management dan delapan BUMN pendiri dana pensiun. Delapan BUMN tersebut meliputi PT Angkasa Pura I, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Nindya Karya (Persero), Perum Jasa Tirta II, Perum Peruri, PT Taspen (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"BUMN selaku pendiri dana pensiun bertanggung jawab atas kelangsungan dana pensiun," ujar Tiko dalam keterangan tertulis di Jakarta di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Dengan inisiatif ini, ucap Tiko, Kementerian BUMN ingin memastikan pengelolaan dana pensiun dapat memberikan manfaat jangka panjang melalui pengelolaan investasi yang sehat sehingga bisa tetap dapat memenuhi hak-hak para pensiunan BUMN secara proporsional dan terukur. Menurutnya, jika pengelolaan dana pensiun tidak dilakukan secara baik dan optimal, maka akan berpotensi menjadi masalah sistemik di masa yang akan datang terhadap para pensiunan.
Ia berharap jaminan kesejahteraan hari tua yang baik dapat menjamin kesejahteraan para pensiunan serta mendukung kesejahteraan keluarganya. "Dengan latar belakang tersebut, yang ingin kami capai adalah suatu pengelolaan dana pensiun BUMN yang terbaik dalam rangka menjamin pengelolaan investasi yang sehat," lanjut Tiko.
Tiko menyampaikan pengelolaan ini termasuk juga pada pemilihan investasi yang memperhatikan secara cermat kewajiban jangka panjang serta penempatan aset pada investasi yang sesuai dengan kewajiban jangka panjang tersebut (asset-liability matching). Di samping itu, mendapatkan benefit yang sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian, dengan tetap memperhatikan kemampuan terukur perusahaan pendiri.
Tiko juga menekankan tiga hal yang patut menjadi perhatian dalam pelaksanaan strategi pengelolaan Dapen BUMN, yaitu secara berkala Dapen melakukan evaluasi dan asesmen atas pengelolaan aset investasi dan tingkat kesehatannya, khususnya terkait rasio kecukupan dana dan asumsi-asumsi liabilitasnya seperti asumsi mortalita, lalu strategi pengelolaan investasi yang sehat dan terpercaya yang dikelola oleh profesional yang kompeten, dan terakhir terkait peningkatan tata kelola dana pensiun.
Direktur Utama IFG Robertus Billitea mengatakan pilot project dengan 8 BUMN merupakan langkah awal dalam mewujudkan pengelolaan aset investasi dapen yang lebih sehat dan terpercaya. Robertus menyampaikan IFG melalui salah satu anak usahanya yang bergerak di bidang pengelolaan investasi, PT Bahana TCW Investment Management, akan membantu BUMN pendiri bersama dengan Dana Pensiun BUMN dalam pengelolaan investasi bersama dengan menggunakan skema Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).
Dia berharap pengelolaan investasi oleh PT Bahana TCW Investment Management dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi Dana Pensiun BUMN yang akan bekerja sama. "Strategi pengelolaan investasi bersama diharapkan akan memberikan akses yang lebih besar dan skala ekonomis untuk mencari instrumen investasi terbaik di pasar dengan negosiasi harga yang lebih baik," ujar Robertus.
Menurut Robertus, kehadiran PT Bahana TCW Investment Management akan mengadopsi pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan investasi dengan mengkombinasikan metodologi investasi top-down dan bottom-up approach, serta menerapkan strategi investasi berbasis Liability Driven Investment (LDI) yang dapat memitigasi risiko liabilitas sambil mempertahankan kecukupan imbal hasil dalam pengelolaan aset jangka panjang. Robertus berharap, penandatanganan Mou Pengelolaan Aset Investasi Dana Pensiun ini menjadi langkah awal yang baik ke depannya untuk pengelolaan investasi dana pensiun yang sehat dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan instrumen investasi ini, Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga mengemukakan, pengelolaan investasi bersama berpotensi menciptakan skala investasi yang besar yang dapat menjadi salah satu sumber pendanaan proyek-proyek infrastruktur, yang memiliki long duration. Hal ini sesuai dengan nature liabilitas dana pensiun dan pada saat bersamaan juga berpotensi memberikan yield investasi yang cukup attractive.