REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) optimistis industri perumahan pada 2023 masih berlanjut positif. Begitu juga untuk prospek Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2023.
"Tahun 2023, FLPP ditargetkan sebanyak 220 ribu unit senilai Rp 25,18 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan Tapera sebanyak 10 ribu unit senilai Rp 1,05 triliun." kata Adi, Senin (19/12/2022).
Adi mencatat, realisasi penyaluran dana FLPP per 14 Desember 2022 sebesar 216.029 unit atau senilai Rp 24,03 triliun. Dengan begitu, penyaluran dana FLPP sejak 2010 hingga 2022 sebesar 1.159.608 unit atau senilai Rp 99,21 triliun.
Dia yakin, optimisme masih akan tetap membayangi pembiayaan perumahan pada 2023. Meskipun begitu, Adi mengakui BP tapera masih akan menghadapi sejumlah tantangan.
"Tantangan tahun mendatang seperti inflasi, suku bunga relatif tinggi, dan potensi penurunan daya beli masyarakat," ucap Adi.
Adi menilai, dibutuhkan kreatifitas skema pembiayaan. Selain itu juga dukungan stakeholder dari ekosistem perumahan yang diyakini akan mampu mewujudkan industri perumahan pada 2023 tetap membaik.
Dia mengatakan, optimisme terhadap pertumbuhan sektor keuangan yakni pasar keuangan dan pasar modal dengan meningkatnya investor asing pada surat berharga negara, dapat menjadi pengungkit
kreatifitas skema pembiayaan jangka panjang untuk perumahan. Khususnya perumahan MBR pada 2023.
"Ini meningkatkan confidence pasar dalam mempersiapkan diri menghadapi 2023 dengan tetap menerapkan mitigasi risiko yang efektif," tutur Adi.