Senin 12 Dec 2022 15:31 WIB

Ditopang Neraca Dagang dan Inflasi AS, Ini Pilihan Saham untuk Trading Pekan Ini

Indo Premier memberi pilihan saham untuk trading dari BBRI hingga INDF.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Indo Premier pun merekomendasikan BOW (Buy on Weakness) dan BUY pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan ke depan hingga 16 Desember 2022.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Indo Premier pun merekomendasikan BOW (Buy on Weakness) dan BUY pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan ke depan hingga 16 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu melemah 4,3 persen dengan penurunan terdalam pada saham sektor teknologi sebesar 9,7 persen disusul sektor industri di 5,7 persen dan sektor transportasi dan logistic sebesar 5,6 persen.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menegaskan penurunan signifikan IHSG pada pekan lalu didominasi oleh net sell asing. Asing melakukan aksi jual bersih pada emiten-emiten berkapitalisasi besar.

"Net beli Rp 795,4 miliar dan net jual sebesar Rp 9,6 triliun sehingga asing melakukan aksi jual sebesar Rp 8,8 triliun. Net sell asing ini menjadi tekanan dominan bagi IHSG," terangnya, Senin (12/12). 

Untuk keperluan trading pekan ini, Rifqi mengimbau para trader untuk memerhatikan dua sentimen yang bisa menopang market, yakni neraca perdagangan November dan inflasi AS serta meeting The Fed.

Menurut Rifqi, neraca perdagangan November bisa menjadi sentimen positif untuk IHSG seiring dengan tren ekspor yang mengalami kenaikan menjelang akhir tahun. Neraca perdagangan November diperkirakan surplus mencapai 4.193 juta dola AS atau 4,19 miliar dolar AS. Total surplus neraca perdagangan sampai Oktober sudah mencapai 45,54 miliar dolar AS.

Sementara itu terkait sentimen inflasi AS dan meeting The Fed, Rifqi menjelaskan, inflasi AS bulan November diperkirakan kembali turun ke level 7,3 persen yoy dari sebelumnya 7,7 persen yoy. Tren penurunan inflasi ini diperkirakan berpotensi berlanjut.

Investor memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps ke level 4,50 persen pada pertemuan nanti, lebih rendah dari kenaikan-kenaikan sebelumnya sebesar 75 bps. "Potensi inflasi AS yang terus turun dan kenaikan suku bunga yang diperkirakan melambat akan menjadi sentimen positif bagi IHSG," tegasnya.

Tertopang sentimen-sentimen tersebut, Indo Premier pun merekomendasikan BOW (Buy on Weakness) dan BUY pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan ke depan hingga 16 Desember 2022. 

Untuk Buy on Weakness, Rifqi merekomendasikan BBRI (Support 4.750 Resistance 4.910) dan BBNI dengan Support 9.450 Resistance 9.750). Sementara itu, untuk BUY, Rifqi merekomendasikan INCO (Support 7.100, Resistance 7.550), SMRA (Support 625, Resistance 670), KLBF (Support 2.080, Resistance 2.230) dan INDF (Support 6.850, Resistance 7.075).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement