REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sedang mencari cara menghilangkan banyak hambatan perdagangan Inggris dengan Uni Eropa (UE). Termasuk potensi hubungan dagang dengan Swiss yang akan berisiko membuat marah banyak orang di sayap kanan Partai Konservatif.
Surat kabar Times melaporkan, Swiss memiliki akses ke blok itu melalui serangkaian perjanjian bilateral. Hanya saja, kesepakatan itu membutuhkan sikap yang lebih liberal terhadap migrasi dari UE daripada yang siap diterima oleh faksi garis keras Brexit.
“Setiap pendekatan yang mengharuskan Inggris untuk menyelaraskan dengan aturan UE untuk mendapatkan manfaat perdagangan. Baik sebagai bagian dari pendekatan gaya Swiss atau lainnya, akan sangat tidak dapat diterima,” ujar Anggota Dewan Bangsawan Inggris Lord Fost seperti dilansir Bloomberg, Ahad (20/11/2022).
Frost dan mantan Perdana Menteri Boris Johnson mengesampingkan pendekatan semacam itu dengan mereka menyusun mandat negosiasi Inggris pada 2020. Inggris mulai mengerjakan kesepakatan perdagangan baru dengan Swiss pada April 2022, ketika Johnson masih menjadi perdana menteri.