REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan optimistis kebutuhan beras untuk operasi pasar sebagai upaya stabilisasi harga akan mencukupi hingga akhir tahu ini. Meskipun diakui, pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan untuk operasi pasar tengah mengalami penyusutan.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, menyatakan, hingga saat ini pasokan CBP di gudang Bulog masih berkisar 700 ribu ton. Jumlah itu sangat mencukupi bagi Bulog dalam menggelontorkan beras ke pasar guna meredam tren kenaikan harga.
Adapun tercatat rata-rata volume beras untuk operasi pasar selama satu bulan sekitar 200 ribu ton per September lalu. "Jadi, khusus untuk operasi pasar beras pasti mencukupi, namun untuk memenuhi target pemerintah pasokan CBP sebesar 1,2 juta ton masih diupayakan," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (11/10/2022).
Adapun sejak awal tahun ini, Bulog mendata telah melakukan penyerapan gabah setara beras sebanyak 863 ribu ton adapun total penyaluran beras untuk operasi pasar mencapai 878 ribu ton.
Ia mengatakan Bulog masih terus berupaya menyerap hasil produksi gabah dari petani sesuai penugasan pemerintah. Badan Pangan Nasional juga telah meminta agar Bulog dapat menyerap gabah petani dengan skema komersial atau harga pasar sehingga dapat bersaing dengan perusahaan swasta.
Nantinya kendati hasil dari penyerapan skema komersial akan menjadi beras premium, beras tersebut dapat diklaim sebagai CBP yang sesuai aturan merupakan jenis medium."Itu pernah terjadi, yang penting Bulog serap dulu. Nanti selisih harganya akan diganti oleh pemerintah," katanya.
Sebagai informasi, acuan harga beras medium dari peemrintah untuk CBP sebesar Rp 8.300 per kg adapun beras premium sebesar Rp 9.000 per kg. Selisih tersebut dapat diganti melalui dana cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP).
Adapun soal ketersediaan modal kerja untuk menggenjot penyerapan, Bulog menyatakan telah menyiapkan modal berapapun kebutuhanya.
“Kami sudah bekerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara untuk permodalan. Jadi terkait jumlah pendanaan tidak ada permasalahan sama sekali, kita siap menyerap maksimal produksi gabah beras dalam negeri”, kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik, Bulog, Mokhamad Suyamto.
Suyamto, menambahkan dengan kapasitas gudang yang dimiliki sebanyak 4 juta ton maka kapasitas gudang saat ini masih banyak tersedia untuk menyimpan gabah beras tersebut.
“Kami memiliki 1.682 unit gudang dengan kapasitas 4 juta ton yang tersebar di seluruh Indonesia sampai dengan daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) sekalipun, jadi terkait sarana penyimpanan juga tidak ada masalah”, jelas Suyamto.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, salah satu wilayah yang tengah difokuskan untuk penyerapan gabah oleh Bulog yakni Sulawesi Selatan.
Arief mengatakan, Sulsel merupakan provinsi yang potensial sebagai sumber serapan gabah untuk meningkatkan CBP yang dikelola Bulog. Potensi panen Sulsel pada bulan Oktober 2022 sebesar 264 ribu ton dan bulan November 2022 sebesar 183 ribu ton. Angka tersebut termasuk yang tertinggi di tingkat Nasional.