REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) konsisten menunjukkan komitmennya dalam menggarap sektor UMKM dengan membentuk closed loop ecosystem. Perseroan menggandeng PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. atau SIG (kode saham: SMGR) untuk menggarap potensi value chain pada ekosistem jaringan supply SIG.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Direktur Network & Services BNI Ronny Venir dan Direktur Utama SIG Donny Arsal dengan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). MoU ini meliputi kerja sama terkait sinergi dalam pengembangan ekosistem dan pembiayaan bagi mitra distributor/retailer, joint marketing, dan sinergi dalam mendukung bisnis UMKM di dalam ekosistem SIG.
Ronny menjelaskan sinergi yang dilakukan pada hari ini merupakan bentuk keseriusan BNI dalam menggarap value chain yang berada di dalam ekosistem jaringan supply Semen Indonesia. Terlebih, BNI mampu memberikan solusi digital value chain terintegrasi untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas distributor yang merupakan layer pertama dari korporat melalui Supply Chain Financing (SCF) yang berbasis digital.
Ke depannya sinergi yang dilakukan akan diperluas dengan menggarap potensi mitra layer kedua dalam jaringan supply SIG yaitu mitra retailer (toko bahan bangunan). Fasilitas yang ditawarkan dengan menggunakan produk BNI Wirausaha & KUR yang dapat diakses melalui platform digital SIG yaitu Akses Toko yang diintegrasikan dengan platform digital Value Chain BNI yaitu dengan BNI Move dan BNI FSCM.
”Kami mengapresiasi kesempatan yang diberikan ini. Kami berharap kerja sama ini akan memperkuat pemberdayaan para pelaku usaha yang berada pada ekosistem jaringan supply SIG, baik para distributor maupun retailer toko bahan bangunan sehingga terbentuk closed loop ecosystem,” katanya.
Ronny juga menegaskan pengelolaan value chain secara optimal sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perusahaan dengan meningkatkan efisiensi dan profit melalui reduce cost dan optimalisasi modal kerja. Optimalisasi modal kerja saat ini dilakukan melalui pengaturan cash flow dan mempercepat cash-convertion-cycle baik disisi korporat, mitra korporatnya (distributor), serta retailer yang merupakan mitra turunan distributor.
Pada kesempatan yang sama, Donny Arsal mengatakan kondisi ekonomi yang masih menantang pasca-pandemi membuat optimalisasi modal kerja melalui pengelolaan kas dengan mempercepat cash convertion cycle manjadi keharusan. Dia meyakini kerja sama antara SIG dengan mitra institusi finansial dan teknologi diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi masing-masing pihak, serta mendukung kelangsungan bisnis retailer yang berada dalam jaringan SIG.
”Kami pun mengapresiasi langkah strategis BNI yang proaktif dengan peluang kerja sama ini. Kami yakin Mitra SIG juga dapat mengoptimalkan tools BNI yang sejalan dengan tren teknologi terkini seperti EDC, BNI Direct, Mobile Banking, hingga QRIS sebagai payment collection. BNI juga memiliki Agen46 sebagai program inklusi keuangan BNI tanpa kantor cabang dalam rangka peningkatan literasi keuangan masyarakat,” imbuhnya.