REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 500 ribu dosis vaksin untuk untuk disuntikkan ke hewan ternak yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai upaya pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.
Terkait hal ini, Kementan bekerja sama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, dan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) menggelar Bimbingan Teknis Vaksinator dan Data Encoder Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang secara resmi dibuka Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani di Makassar, Senin (17/10/2022).
Abdul Hayat menjelaskan, sebanyak 500 ribu dosis vaksin yang menjadi target pemerintah untuk disalurkan kepada hewan ternak yang ada di Sulsel. Untuk itu, dibutuhkan berbagai pendekatan dalam melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di daerah-daerah.
"Kita akan melakukan 500 ribu vaksin ke hewan ternak. Itu bukan pekerjaan mudah, harus orang tertentu, harus orang terpilih, lagi-lagi pendekatan 'Biopsyco Social Cultural'. Ini yang susah, harus kita atasi fisiknya, harus kita atasi psikisnya, interaksi sosialnya, yang terakhir harus kita atasi kulturalnya," jelasnya.
Menurut Abdul Hayat, pendekatan kultural di setiap daerah menjadi sangat penting dalam melakukan vaksinasi 500 ribu dosis. "Tentu kita ingin ini sukses dan melaporkan ke pimpinan kita masing-masing," katanya.
Ketua Satgas Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel ini mengungkapkan Sulsel memiliki potensi melalui populasi hewan ternak terbanyak ketiga secara nasional, yakni sebanyak 1.144.400 lebih. Sehingga, pelaksanaan vaksinasi ini sangat penting dalam menjaga kualitas dan kondisi kesehatan hewan ternak di Sulsel.
Meski demikian, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, masih ada sejumlah daerah memiliki kasus PMK yang perlu mendapat perhatian lebih. Salah satunya di Kabupaten Wajo yang ditemukan tiga ekor hewan ternak harus disembelih untuk memotong mata rantai penularan PMK.
"Kita harus betul-betul lakukan proteksi. Terakhir kasus di Wajo, tiga ekor kita eksekusi supaya mata rantai kita hentikan, agar tidak melebar, potong saja. Total populasi hewan ternak 1,4 juta lebih yang ada di Sulsel termasuk di dalamnya kambing dan babi," ungkapnya menguraikan.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel drh Nurlina Saking mengungkapkan Bimbingan Teknis Vaksinator dan Data Encoder ini digelar sebagai upaya peningkatan capaian Vaksinasi sesuai amanah Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves).
Menko Marves pada 11 Oktober lalu melakukan diskusi, dan Provinsi Sulsel menyatakan kesiapan menuju Desember 'Zero Case' atau tidak adanya lagi kasus tambahan PMK yang masih aktif.
"Pada bimtek kali ini, petugas yang ditunjuk tidak hanya dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota, tapi juga dari unsur TNI/Polri yang akan diberikan pelatihan vaksinasi dan pencatatan data Encoder," ujarnya.