REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program tanam kelapa genjah 1 juta batang di seluruh Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo membuahkan hasil yang baik dengan pertumbuhan 100 persen dan bahkan telah memiliki tunas baru.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (15/10/2022), mengatakan penanaman kelapa genjah yang dicanangkan di Solo Raya, Jawa Tengah merupakan bagian dari program ketahanan pangan, sekaligus upaya meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Solo Raya harus berhasil, pemeliharaan dan kebutuhan lainnya harus terpenuhi, jangan sampai kurang," kata Andi.
Kementan menargetkan penanaman sejuta kelapa genjah pada periode 2022-2023 dengan mengalokasikan bantuan bibit kelapa genjah untuk Kabupaten Sukoharjo sebanyak 110 ribu pohon, Boyolali 58 ribu, dan Karanganyar 59 ribu pohon. Bantuan bibit diberikan saat pencanangan Tanam Kelapa Genjah 1 Juta Batang oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Agustus 2022 lalu.
Untuk memastikan program berjalan baik, Kementan melakukan monitoring dan evaluasi agar terbangun kawasan kelapa genjah yang bisa mendongkrak pendapatan masyarakat dan ekonomi nasional. Andi mengatakan Solo Raya, terutama Sukoharjo, menjadi percontohan bagi daerah lain.
Pertumbuhan tanaman yang baik, kata Andi, tak lepas dari respons warga yang sangat tinggi kala menanam dan memelihara. Di Solo Raya, khususnya di Sukoharjo, kelapa diolah jadi gula semut dan minyak kelapa.
Andi mengatakan sisa alokasi bantuan kelapa tahun ini sebanyak 100 ribu pohon difokuskan ditanam di Sukoharjo. "Karena lahan pekarangan masih tersedia luas dan respons masyarakat untuk tanam dengan pemeliharaan yang serius sangat tinggi. Pemerintah Sukoharjo juga memiliki komitmen serius untuk mengawalnya," kata dia.
Beberapa varietas kelapa genjah yang jadi pilihan meliputi entog, kuning nias, kuning bali, pandan wangi, dan kopyor. Kelapa genjah bisa dipanen dalam waktu tiga hingga empat tahun dari sejak awal tanam.
Masing-masing varietas memiliki keunggulan seperti varietas entog yang memiliki potensi buah per pohon per tahun mencapai 95 butir dengan jumlah buah per tandan enam hingga tujuh butir, dan kadar kemanisan air buah 6 persen Brix, berat daging buah 437 gram, dan mulai panen di umur empat tahun.
Sementara varietas kuning nias menghasilkan buah per pohon per tahun 60-120 butir, berat daging buah mencapai 159 gram dengan kadar minyak 62 persen. Kelapa genjah kuning nias ini mulai panen pada umur 4 tahun.
Keunggulan varietas kuning bali yakni potensi buah per pohon per tahun 60-110 butir, berat daging buah mencapai 177 gram dengan kadar minyak sekitar 61 persen. Kelapa varietas ini mulai bisa dipanen di umur empat tahun.
Kelapa genjah pandan wangi memiliki keunggulan kadar kemanisan air buah 6,25 persen Brix, aroma air dan daging buah muda dengan wangi pandan, rasa air dan daging buah bercita rasa pandan, serta jumlah buah 151 butir per pohon per tahun dan mulai bisa dipanen umur umur tahun.