Rabu 12 Oct 2022 12:55 WIB

Sri Mulyani: 2023 Dunia Dihadapkan Ancaman Krisis Pangan

Menkeu ungkap pembahasan kekhawatiran krisis pangan terkait nutrisi dan pupuk

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri  Joint Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM) G20 di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (11/12/2022) waktu setempat. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ancaman krisis pangan global menjadi isu utama yang dibahas oleh forum G20. Menurutnya, fokus pembahasan isu pangan berkaitan dengan nutrisi dan pupuk.
Foto:

Menurutnya lini masa saat ini akan menuju pertemuan musim semi (Spring Meeting) 2023. Saat itu, Indonesia akan memberikan presidensi G20 India. Nantinya forum G20 akan melakukan pemetaan bagaimana respons global, juga inisiatifnya berbagai tingkatan

Adapun tujuannya, kata Sri Mulyani, akan pemangku kepentingan bisa mengidentifikasi hambatan dan bisa ditangani, baik dari sisi supply, demand, maupun distribusi.

"G20 memiliki kekuatan untuk meyakinkan dan meminta negara-negara, institusi multilateral, atau organisasi internasional, juga inisiatif regional. Ini akan menjadi terorganisir, sistemik, dan semoga bisa lebih lengkap," ucapnya.

Sri Mulyani menyebut terdisrupsinya distribusi pangan dan adanya keterbatasan pasokan di sejumlah wilayah membuat peningkatan permintaan menjadi tantangan tersendiri. Namun, dari sisi lain, bantuan kemanusiaan merupakan langkah penting dalam menjaga keberlangsungan hidup kelompok rentan.

Sri Mulyani menyebut pasokan pupuk akan menjadi faktor besar yang memengaruhi ketersediaan pangan dalam beberapa bulan ke depan. Jika terdisrupsi, risiko terjadinya krisis pangan akan meningkat tahun depan.

Menurutnya masalah itu telah mendapatkan sorotan dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), serta banyak negara. Dari pertemuan itu, mereka sepakat untuk mengkaji solusi yang optimal atas masalah pasokan pupuk.

Sri Mulyani pun menyebut pembahasan itu akan berlanjut dalam Presidensi G20 India pada tahun depan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia sebagai presidensi tahun ini dalam melakukan pemetaan masalah dan penyusunan kerangka kebijakan awal terkait masalah pangan.

 

"Kami menyediakan komitmen sebagai fondasi yang penting untuk penguatan koordinasi dan menjawab tantangan dalam masalah ketahanan pangan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement