REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO) meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 dari 5,1 persen pada Juli menjadi 5,2 persen pada Oktober. Sementara perkiraan inflasi yang juga meningkat dari 3,4 persen menjadi 4,4 persen.
"Untuk beberapa negara-negara ASEAN, inflasi memang mulai menjadi lebih kuat dan besar," ungkap Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam konferensi pers Quarterly Update on ASEAN+3 Regional Economic Outlook 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Meski begitu untuk tahun 2023, lembaga riset tersebut memperkirakan ekonomi Indonesia akan sedikit menurun menjadi 5,1 persen atau direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,4 persen.
Selain itu, inflasi domestik pada tahun depan diproyeksikan meningkat menjadi 5 persen, yang juga merupakan revisi ke atas dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,6 persen. Revisi ke atas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 diikuti oleh mayoritas negara lainnya di ASEAN, seperti Kamboja, Laos, Malaysia, serta Vietnam.
Sebaliknya, proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara lainnya seperti Brunei Darussalam dan Myanmar justru menurun, sementara Thailand cenderung sama. "Khusus Brunei terutama karena mereka sedang berjuang dalam produksi minyak," jelasnya.
Dengan peningkatan proyeksi pertumbuhan mayoritas negara tersebut, Khor mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi ASEAN juga ditingkatkan dari 5,1 persen menjadi 5,3 persen pada tahun 2022. Tetapi untuk tahun depan diturunkan dari perkiraan pertumbuhan 5,2 persen menjadi 4,9 persen.
Proyeksi inflasi juga ditingkatkan dari 6,2 persen menjadi 7,6 persen pada 2022 untuk wilayah tersebut, serta dari 3,2 persen menjadi 4 persen di 2023.