REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, optimistis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini tak akan berdampak besar terhadap kenaikan harga pangan.
"Saya pikir kenaikan (tarif angkutan) tidak lebih dari 10 persen dan (pengaruh) transportasi terhadap harga komoditas cuma 10-20 persen. Jadi dampak total (kenaikan harga pangan) paling 1 - 1,15 persen," kata Budi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (3/10/2022).
Budi mengatakan, Kemenhub memang tidak membatasi kenaikan tarif angkutan logistik darat pasca pemerintah menaikkan harga BBM, khususnya Pertalite. Namun, pihaknya meyakini kenaikan harga BBM yang mencapai 30 persen tidak serta merta berdampak simetris pada biaya angkutan.
Sementara itu, Kemenhub juga mengoptimalisasi penggunaan Tol Laut untuk pengangkutan komoditas pangan antar pulau. Saat ini menurut Budi, rute pengangkutan Tol Laut sudah lebih fleksibel tergantung kebutuhan. "Dulu itu biasanya dari Jawa ke wilayah timur. Sekarang dinamis," katanya.
Ia mencontohkan seperti dalam pengiriman minyak goreng dari Medan ke NTT secara langsung. Selain itu, pengiriman beras dari Merauke ke wilayah Papua dengan kerja sama Bulog.
"Beras di Merauke itu banyak, tapi harganya murah sekali. Jadi kita kerja sama dengan Bulog agar kebutuhan beras Papua bisa dipenuhi Merauke. Kita juga melakukan perbaikan pasca panen di Merauke karena kualitasnya kalah dengan Sulawesi Selatan," ujar dia.