Rabu 21 Sep 2022 00:55 WIB

Gandeng BSI, PKT Beri Distributor Kemudahan Akses Permodalan

BSI siapkan pendanaan Rp 100 miliar guna mendorong para distributor pupuk naik kelas.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Petani menyiapkan lahan dengan menaburkan pupuk kandang di lahan pertanian di kawasan Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (5/3). PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan distributor dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam memberikan kemudahan akses dan fasilitas bagi seluruh distributor Pupuk Kaltim untuk pendanaan penyaluran pupuk bagi petani.
Foto:

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sektor yang dibidik perseroan, guna meningkatkan kontribusi BSI dalam hal green economy. Anton menilai kesinambungan pertanian dan perkebunan yang dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada tahap awal, ucap Anton, BSI menyiapkan pendanaan lebih dari Rp 100 miliar guna mendorong para distributor pupuk naik kelas. Dari kerja sama Pupuk Kaltim bersama BSI, Anton berharap akses permodalan yang diberikan mampu meningkatkan produktivitas distributor dan agen pupuk di Indonesia sehingga makin memudahkan penyaluran pupuk hingga ke petani.

"BSI telah menyiapkan skema pembiayaan berbasis syariah untuk lebih dari 300 perusahaan distributor Pupuk Kaltim, khususnya terhadap distributor pupuk non subsidi," ujar Anton.

Selain menjadi mitra dalam mengakses permodalan, sambung Anton, BSI juga telah menyiapkan serangkaian strategi untuk meningkatkan rantai pasok perdagangan pupuk Indonesia. Beberapa strategi itu di antaranya pendampingan skill dan kompetensi petani daerah, literasi dan inklusi perbankan syariah untuk suplier pupuk.

 

"Pupuk merupakan komoditas perdagangan yang memiliki peran penting untuk sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini menjadi salah satu fokus pembiayaan BSI, guna mendorong kemajuan pertanian dan perkebunan di Indonesia," kata Anton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement