Senin 19 Sep 2022 15:54 WIB

Pembiayaan Pertanian BSI Tembus Rp 12,6 Triliun

Pembiayaan sektor pertanian berkontribusi 6,6 persen dari total pembiayaan BSI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin penggabungan usaha tiga bank syariah milik BUMN yaitu PT Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah, dan PT BRI Syariah yang nantinya akan bernama PT Bank Syariah Indonesia dan akan efektif pada Senin (1/2). Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin penggabungan usaha tiga bank syariah milik BUMN yaitu PT Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah, dan PT BRI Syariah yang nantinya akan bernama PT Bank Syariah Indonesia dan akan efektif pada Senin (1/2). Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memacu penyaluran pembiayaan di sektor pertanian dan perkebunan. Hingga Juni 2022, BSI telah salurkan Rp 12,6 triliun untuk sektor tersebut.

Terbaru, BSI memperkuat kerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terkait penyediaan fasilitas pembiayaan dan fasilitas pengalihan utang untuk distributor pupuk. Pada tahap awal, BSI menyiapkan pendanaan lebih dari Rp 100 miliar guna mendorong para distributor pupuk naik kelas.

Baca Juga

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sektor yang dibidik guna meningkatkan kontribusi BSI dalam green economy. Dengan adanya kesinambungan pertanian dan perkebunan yang dikelola dengan baik, maka sektor ini akan memberikan dampak positif untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

"Ini menjadi komitmen BSI sebagai bank syariah untuk ambil peran memajukan komoditas pertanian dan perkebunan, dimulai dari hulu yakni kemudahan akses permodalan pembiayaan pupuk," kata Anton dalam keterangan, Senin (19/9/2022).

Pembiayaan sektor pertanian dan perkebunan sebesar Rp 12,6 triliun tersebut berkontribusi sebesar 6,6 persen dari total pembiayaan BSI. Selain itu, BSI juga telah menyiapkan skema pembiayaan berbasis syariah untuk lebih dari 300 perusahaan distributor PKT, khususnya terhadap distributor pupuk non subsidi.

Selain menjadi mitra untuk mengakses permodalan, BSI juga telah menyiapkan serangkaian strategi untuk meningkatkan rantai pasok perdagangan pupuk Indonesia. Beberapa strategi itu di antaranya pendampingan kemampuan dan kompetensi petani-petani daerah, literasi dan inklusi perbankan syariah untuk para Distributor pupuk.

"Selain itu, BSI berkontribusi melalui pembangunan desa-desa binaan BSI agar meningkatkan potensi pertanian dan perkebunan desa di tingkat lokal," katanya.

Pupuk merupakan komoditas perdagangan yang memiliki peran penting untuk sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini juga menjadi salah satu fokus pembiayaan BSI guna mendorong kemajuan pertanian dan perkebunan di Indonesia.

Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Kaltim Qomaruzzaman menyampaikan kerja sama ini merupakan inisiasi penyiapan akses permodalan untuk meningkatkan produktivitas. Ini akan membantu distributor untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

"Para distributor memiliki peranan penting untuk penyaluran pupuk sampai ke petani, sehingga ketersediaan pupuk dapat terjaga dan akses bahan baku dapat terjangkau dengan mudah," katanya.

Dengan adanya penyaluran pupuk yang tepat, maka produktivitas meningkat. Pada akhirnya ini akan mampu meningkatkan profitabilitas petani untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement