Selasa 20 Sep 2022 17:25 WIB

Badan Pangan Siap Kembangkan Cold Room untuk Simpan Cabai dan Bawang

NFA tengah mengkaji teknologi yang paling hemat menggunakan listrik.

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang menata sayuran-sayuran di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/8/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,08 persen terjadi pada Juli 2021 dengan bahan pangan, khususnya cabai rawit menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam laju inflasi bulan lalu.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana
Pedagang menata sayuran-sayuran di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/8/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,08 persen terjadi pada Juli 2021 dengan bahan pangan, khususnya cabai rawit menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam laju inflasi bulan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan siap mengembangkan teknologi cold room atau ruang pendingin untuk penyimpanan cabai dan bawang yang rentan busuk.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, dorongan penggunaan teknologi juga menjadi instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan stabilitas pasokan dan harga cabai maupun bawang yang rentan fluktuatif. "Ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa memperpanjang umur simpan dari produk-produk ini," kata Arief, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga

Hanya saja, ia tak menampik fasilitas cold room membutuhkan energi listrik. Karena itu, NFA tengah mengkaji teknologi yang paling hemat menggunakan listrik. Salah satunya dengan panel surya yang mengandalkan panas matahari.

"Ini supaya kita tidak punya biaya tinggi untuk simpan dalam waktu yang cukup lama, kalau (biaya) bisa lebih rendah dengan panel surya kan lebih baik," ujarnya.

Arief menuturkan, saat ini NFA bersama beberapa pemerintah daerah yang memiliki sentra produksi cabai dan bawang tengah berkoordinasi untuk uji coba teknologi tersebut.

Ia menyebut, untuk komoditas bawang akan bekerja sama dengan Pemda Brebes sementara Cabai di Temanggung. "Penggunaan cold room ke depan akan sangat penting karena agak sulit jika semua harus dalam bentuk segar," ujar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement