Sabtu 17 Sep 2022 21:03 WIB

Kementan Edukasi Petani di Garut untuk Ambil Peluang Ekspor

Garut memiliki potensi besar dengan lahan pertanian luas dan produk komoditas unggul

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meninjau tempat pembibitan kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, (ilustrasi).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meninjau tempat pembibitan kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Balai Besar Karantina Tanjung Priok, Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar bimbingan teknis untuk mengedukasi sejumlah petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bimtek digelar agar petani berani mengambil peluang ekspor produk pertaniannya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan.

"Kegiatan ini mendorong petani untuk mengetahui peluang ekspor, meningkatkan petani kita agar tahu info-info apa sih produk yang bisa diekspor, negara mana yang bisa menerima produk kita," kata Analisis Perkarantinaan Tumbuhan Balai Besar Karantina Tanjung Priok Kementan, Novriansyah.

Baca Juga

Ia menjelaskan itu dalam bimbingan teknis bertemakan "Penguatan Akselerasi Ekspor Dalam Mendukung Gratiek" di Hotel Augusta, Garut, Sabtu (17/9/2022). Ia menuturkan Kabupaten Garut salah satu daerah yang mendapatkan bimbingan teknis mengedukasi petani berbagai komoditas untuk bisa melangkah lebih maju dengan merambah pasar ekspor.

Menurut dia, Kabupaten Garut memiliki potensi yang besar dengan memiliki lahan luas pertanian dan produk komoditas unggulan seperti padi, kopi, jagung, kapulaga, kunyit dan banyak lagi memiliki potensi untuk ekspor. "Semua produk bisa dieskpor, petani-petani belum memahami untuk ekspor, inilah tugas kami di sini mengajak bapak-bapak, ibu-ibu untuk mengetahui cara ekspor," kata Novriansyah.

Dalam kegiatan itu, Novriansyah menyampaikan tentang mudahnya ekspor, dan pemerintah siap membantunya dari hulu sampai hilir termasuk cara menanam hingga produknya bisa diterima oleh pasar ekspor. Ia menyebutkan beberapa komoditas yang cukup tinggi permintaan ekspor yakni padi organik dan kopi, khusus kopi tercatat ada 62 negara yang selalu meminta kopi dari Indonesia, khususnya Garut.

"Kita bisa membantu ekspor, mengedukasi persyaratan-persyaratan apa yang harus dilengkapi, negara mana yang bisa menerima, kita juga edukasi cara bercocok tanam dengan baik," katanya.

Seorang petani peserta bimbingan teknis ekspor asal Kecamatan Selaawi, Wawan Sukmawan (45 tahun) mengatakan, kegiatan tersebut bagus karena membuka wawasan tentang cara ekspor. Ia berharap komoditas pertanian yang digarapnya yakni kunyit tidak hanya memenuhi pasar lokal, tetapi bisa ekspor agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

"Sekarang saya baru memasok pasar lokal, maunya bisa ekspor, tapi kan eskpor itu jumlahnya banyak, bisa kontainer, tapi acara ini jadi gambaran tentang ekspor," katanya.

Anggota DPRD Kabupaten Garut Yudha Puja Turnawan yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi adanya bimbingan teknis tentang ekspor bagi petani di Garut. Ia menyampaikan kegiatan tersebut merupakan upaya dorongan anggota DPR RI Komisi IV Ono Surono kepada Kementan sebagai mitra kerja agar mengedukasi petani di Jawa Barat, termasuk Garut untuk bisa memahami cara ekspor.

"Kami mengapresiasi kepada Pak Ono Surono Komisi IV mitra Kementerian Pertanian yang telah mengadakan bimbingan teknis di setiap kota/kabupaten termasuk Garut," katanya.

Ia berharap setelah bimbingan teknis ini petani di Garut bisa mengambil peluang ekspor untuk memenuhi permintaan pasar mancanegara. "Kita sangat bersyukur, harapan kami Pak Ono dengan adanya bimbingan teknis ini bisa berkelanjutan, karena petani membutuhkan dorongan untuk bangkit setelah pandemi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement