Jumat 09 Sep 2022 00:48 WIB

OJK Terima 99,5 Persen Pengaduan Terkait IKNB dan Perbankan

Ttopik pengaduan terbanyak adalah tentang restrukturisasi kredit atau pembiayaan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah menerima 8.771 pengaduan yang 99,5 persennya terkait sektor industri keuangan nonbank (IKNB) dan perbankan.(ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah menerima 8.771 pengaduan yang 99,5 persennya terkait sektor industri keuangan nonbank (IKNB) dan perbankan.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah menerima 8.771 pengaduan yang 99,5 persennya terkait sektor industri keuangan nonbank (IKNB) dan perbankan.

"Pengaduan ini terdiri atas 50 persen pengaduan sektor IKNB, sebanyak 49,5 persen sektor perbankan, dan sisanya mengenai pasar modal," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Menurutnya, topik pengaduan terbanyak adalah tentang restrukturisasi kredit atau pembiayaan, perilaku petugas penagihan, dan layanan informasi keuangan, dengan tingkat penyelesaian per Agustus 2022 sebesar 85,66 persen.

Secara keseluruhan, termasuk layanan pengaduan, OJK telah memberikan 199.111 layanan perlindungan konsumen melalui berbagai kanal. Selain itu, OJK juga telah memberikan berbagai edukasi keuangan secara masif, yakni melalui tatap muka dan daring atau online.

Edukasi keuangan, kata Mahendra, juga dilakukan melalui kolaborasi dengan kementerian, lembaga, maupun pemangku kepentingan lainnya.

Kemudian, edukasi keuangan turut dilaksanakan dengan optimalisasi peran 408 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dalam program kredit atau pembiayaan melawan rentenir (K/PMR), satu rekening satu pelajar (KEJAR), serta program business matching atau temu bisnis lainnya.

"Program K/PMR telah menjangkau 337.490 debitur senilai Rp 4,4 triliun, sedangkan program KEJAR sudah menjangkau hampir 50 juta rekening atau 77,6 persen pelajar tabungan dengan nilai Rp 27,7 triliun," tutur mantan Menteri Luar Negeri itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement