REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) siapkan antisipasi menghadapi inflasi. Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin memastikan ASDP juga melakukan sejumlah langkah antisipatif dalam merespons kondisi ketidakpastian perekonomian dunia.
Khususnya dalam menghadapi akibat pandemi Covid-19 hingga dampak perang Rusia dan Ukraina yang berdampak negatif terhadap harga minyak dunia, krisis energi, dan resesi ekonomi di beberapa negara besar dunia.
“Kondisi krisis tentu berdampak kepada nilai tukar dan inflasi yang terus mempersulit situasi bisnis di berbagai industri, tidak terkecuali bisnis penyeberangan yang komponen biaya utamanya bahan bakar solar,” kata Shelvy dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (11/8/2022).
Untuk itu, Shelvy menegaskan ASDP harus mampu melakukan operasional bisnis secara efektif. Selain itu juga tetap efisien serta terus mendukung pelayanan logistik nasional.
“ASDP tentu mewaspadai kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan dengan cost effectiveness yang menjadi fundamental melalui penggunaan anggaran tepat guna serta bersikap cermat dalam memprioritaskan kegiatan investasi perusahaan,” ungkap Shelvy.
ASDP juga optimistis kinerja hingga akhir tahun ini tetap positif. Setelah berhasil mengantongi laba bersih konsolidasi semester I 2022 sebesar Rp 340 miliar, ASDP memprediksi dapat mencetak laba lebih dari Rp 500 miliar pada tahun ini.
“Untuk semester II 2022, kami proyeksikan dapat mencetak laba sebesar Rp 202,34 miliar atau 100 persen terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP),” ujar Shelvy.
Shelvy menambahakan ASDP juga membidik laba tahun ini sebesar Rp 541,06 miliar. Target tersebut menunjukan angka pertumbuhan sebesar 65,82 persen dari laba pada 2021 sebesar Rp 326,30 miliar.