Ahad 31 Jul 2022 16:10 WIB

ASDP Bantu UMKM Binaan di Labuan Bajo Dapatkan Sertifikat Halal

Program sertifikasi halal ini diproyeksikan bisa membawa dampak senilai 398 juta.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara  Timur (NTT) untuk mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktifikas usaha yang mereka miliki.
Foto: Istimewa
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktifikas usaha yang mereka miliki.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO - - Dalam membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan label halal sangatlah dibutuhkan. Dan untuk itu, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara  Timur (NTT) untuk mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktifikas usaha yang mereka miliki.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan, ASDP berkomitmen untuk mendukung UMKM yang berada di lingkungan kerja pelabuhan yang dikelola  dapat meningkatkan kualitas produknya, termasuk mendorong agar bersertifikasi halal untuk bahan baku yang digunakan. Produk yang bersetifikat halal tentunya memiliki daya saing tinggi, dan sebagai salah satu perhatian, ASDP menggelontorkan dana sebesar Rp 271 juta melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dengan menggelar Pelatihan dan Pengadaan Setifikasi Halal untuk Mitra Binaan ASDP.

“Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kapasitas jual beli bagi para mitra binaan. Selain itu, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para mitra binaan, khususnya dalam penerapan sistem jaminan halal pada produk yang dihasilkan. Dan dengan adanya setifikat ini maka kita berharap ikut mendongkrak pendapatkan dari para UMKM mitra binaan dengan meningkatnya penjualan produk yang dihasilkan,” kata Shelvy dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (31/7/2022). 

 

photo
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktifikas usaha yang mereka miliki. - (Istimewa)

 

Sesuai arahan dari Kementerian BUMN, ASDP menjalankan kegiatan TJSL yang terbagi dalam 3 kategori. Pertama, bidang Pendidikan. Kedua bidang Lingkungan Hidup, dan yang terakhir adalah Pemberdayaan UMKM. Adapun kegiatan Pelatihan dan Pengadaan Setifikasi Halal di Labuan Bajo merupakan bagian dari kategori Pemberdayaan UMKM. Secara keseluruhan di Labuan Bajo ada 22 UMKN binaan, 10 diantara bergerak di bidang kuliner yang mendapatkan pelatihan kali ini.

Shelvy menjelaskan, bahwa dalam program pemberdayaan UMKM yang berlangsung selama enam bulan akan dilakukan rangkaian kegiatan mulai dari Sosialisasi Serifikasi Halal, Pelatihan, Pendampingan Penyusunan Dokumen, Proses Audit Halal hingga mendapatkan Sertifikat Halal. 

Dia menambahkan, dampak dari program sertifikasi halal ini diproyeksikan bisa membawa dampak senilai 398 juta. “Pada program ini, ASDP akan membantu pembiayaan mulai dari awal pelatihan hingga mendapatkan Sertifikat Halal. Pihak UMKM diminta menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk legalitas dan bahan-bahan pembuatan kuliner yang akan diteliti oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Targetnya, pada Oktober mendatang 10 UMKM mitra binaan tersebut akan mendapatkan sertifikat halal. 10 UMKM tersebut adalah Sambal Kapten, Thirteen Chicks, Bajolayers, Ros Catering, Chiffa, Tresco, Alabajo, Kedai de Pantai, Putri Cendol dan Cookies Mom Amel,” katanya.

Tingkatkan omset

Pada kesempatan terpisah, salah UMKM satu mitra binaan dari Bajolayers, Waty (40 tahun) mengatakan, bahwa dirinya dan rekan-rekan sesama pelaku usaha di Labuan Bajo sangat bersyukur bisa diikutsertakan pada program ini. Sebab dengan memiliki sertifikat halal diharapkan akan meningkatkan omset dari usaha yang mereka jalani selama ini.

Waty juga mengakui, bahwa dengan pelatihan yang telah didapatnya tersebut membuat pengalaman tersendiri bagi untuk lebih mengembangkan usahanya dibidang kuliner. “Saat ini usaha yang saya pasarkan hanya melalui media sosial dan berdasarkan pesanan langsung pelanggan, dimana selama seminggu omset saya sekitar Rp.3 jutaan. Saya berharap jika nanti sertifikat halal ini dikeluarkan, saya berencana akan membuka booth dipertokoan untuk memasarkan produk-produk kuliner sehingga akan lebih produktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan omset jualan,” katanya.

Tidak hanya itu, Waty juga mengatakan, bahwa dengan ada pelatihan tersebut dirinya dapat mengetahui bahwa ternyata ada beberapa bahan dasar dari makanan yang tidak masuk dalam kategori halal. Dan dirinya langsung memperbaiki dan tidak menggunakan bahan tersebut dalam membuat aneka kue seperti kue basah, kue kering, bolu, lapis legit, bolu kukus, cakwe dan masih banyak lagi lainnya. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement