REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Finance Corporation (IFC) berkomitmen memberikan pinjaman senilai total 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,41 triliun kepada PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP). Pinjaman mencakup penerbitan obligasi sosial pertama oleh bank swasta di Indonesia.
Obligasi sosial tersebut akan sepenuhnya didedikasikan untuk mendanai inisiatif sosial yang berfokus pada penanganan dampak sosial ekonomi akibat dari Covid-19. Selain itu, untuk pembiayaan di segmen sosial seperti UMKM, perumahan yang terjangkau, perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Struktur obligasi sosial itu dilakukan untuk memberikan 100 persen dari hasil secara langsung dan tidak langsung untuk Bank KB Bukopin, yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh bank terbesar Korea Selatan KB Kookmin Bank Co., Ltd. (KBHQ) sebesar 67 persen.
Direktur Keuangan Bank KB Bukopin Seng Hyup Shin menjelaskan, obligasi sosial tersebut terdiri atas dua tahapan. Tahapan pertama berupa pinjaman senilai 240 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3,53 triliun yang dipinjam oleh KBHQ. Sebanyak 100 persen dari pinjaman tersebut akan secara eksklusif dipinjamkan kembali ke Bank KB Bukopin yang akan disalurkan pada pembiayaan untuk pertumbuhan portfolio pinjaman sosial.
Adapaun tahap kedua yaitu pinjaman langsung kepada Bank KB Bukopin senilai 60 juta dolar AS atau setara dengan Rp 882,78 miliar.
Seng Hyup Shin mengatakan, pinjaman tersebut akan disalurkan dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan dan sosial. Menurut dia, hal ini sejalan dengan program yang sedang berjalan. “Yaitu terkait keuangan berkelanjutan dimana Bank KB Bukopin akan menghindari kegiatan pembiayaan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan dan risiko sosial,” kata dia dalam siaran pers, Kamis (16/6).
Selanjutnya, pembiayaan disalurkan kepada debitur yang kurang terlayani secara sosial. Semua akan dilaksanakan untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi di Indonesia pasca-pandemi Covid-19.
IFC, anggota Grup Bank Dunia, adalah lembaga pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang.
Investasi tersebut tidak hanya akan berkontribusi pada pertumbuhan pembiayaan berorientasi sosial dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, tetapi juga akan membantu mengembangkan pasar modal di Indonesia. Ini dilakukan dengan menambahkan ikatan tematik lain dalam bentuk instrumen ikatan sosial pertama oleh bank swasta manapun. di Indonesia.
"Kami bangga dapat menjalin kerja sama dengan Bank KB Bukopin melalui inisiatif besar Grup Bank Dunia yang melihat sebagai penerbitan ikatan sosial pertama oleh bank swasta mana pun di Indonesia,” kata Direktur Regional IFC untuk Asia Timur dan Pasifik, Kim-See Lim.
Menurut dia, hal yang terpenting adalah investasi ini datang pada saat yang krusial ketika pandemi Covid-19 dirasakan telah memberikan kemunduran besar dalam upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunannya.
"Ini merupakan langkah awal yang penting untuk mengembangkan pasar obligasi sosial di Indonesia yang dapat mempromosikan keberlanjutan dan inklusivitas sambil memberikan dukungan yang vital bagi pelaku bisnis UMKM dan lainnya yang terkena dampak pandemi," kata Lim.