REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penurunan pada perdagangan hari ini, Jumat (10/6/2022), dengan dibuka melemah ke posisi 7.143,24. Meski berpotensi menguat, IHSG diproyeksikan rawan aksi ambil untung di akhir pekan ini.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks terlihat dalam tren bullish selama bergerak di atas level 6.932. “Adapun indikator MACD dalam posisi bullish, Stochastic overbought & weak buy power. Selama di atas 6.930, berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.234 DONE 7.355. Range breakout berada di 6.932 - 7.234,” ujar Andri dalam risetnya, Jumat (10/6).
Menurut Andri, level resistance pada perdagangan hari ini berada di level 7.216/ 7.257/ 7.294/ 7.355. Sementara level support berada di level 7.168/ 7.124/ 7.092/ 7.056 dengan perkiraan bergerak direntang 7.120 - 7.225.
Bursa utama Wall Street masih mengalami koreksi hingga perdagangan semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tajam 1,94 persen, S&P 500 turun lebih dalam 2,38 persen, dan Nasdaq terkoreksi sebesar 2,75 persen.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra mengatakan, penurunan tersebut terjadi sebelum diumumkannya data inflasi AS yang akan dirilis hari ini. Sementara mayoritas Bursa Eropa juga mengalami koreksi.
"Bank Sentral Eropa (ECB) berencana menaikkan suku bunga 25 basis poin pada rapat bulan Juli. ECB juga menurunkan target pertumbuhan dan menaikkan perkiraan inflasi," jelas Maxi
Pada perdagangan kemarin sebagian besar bursa regional Asia Pasifik mengalami pelemahan. China mengumumkan neraca perdagangan (trade balance) sebesar 78,76 miliar dolar AS untuk Mei 2022, jauh di atas perkiraan 58 miliar dolar AS. Ekspor Cina naik 6,9 persen, jauh di atas perkiraan 8 persen.
Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Mei 2022 mencapai 128,9, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,1. Kurs Rupiah berada di posisi Rp 14.550 per dolar AS, melemah dibandingkan kemarin.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasar saat ini, investor dapat mencermati saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).
Saham BBNI direkomendasikan beli pada 8.350-8.450 dengan target 8.650/ 8.800 dan stop loss di bawah 8.200. Saham UNVR, direkomendasikan beli pada 4.700/ 4.750 dengan target 4.970/ 5.100 dan stop loss di bawah 4.470.
Investor juga dapat mencermati saham ADRO dengan rekomendasi trading buy dengan target 3.680/ 3.710 dan stop loss di bawah 3.510. Aksi trading buy juga bisa dilakukan pada saham ESSA dengan target 1.045/ 1.055 dan stop loss di bawah 975.