Senin 06 Jun 2022 16:29 WIB

Menkes: Indonesia Berikan Pendanaan FIF 50 Juta Dolar AS

Pendanaan ini dalam rangka memperkuat sistem kesehatan global.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia memberikan pendanaan ke dana perantara keuangan atau financial intermediary fund (FIF) sebesar 50 juta dolar AS (setara Rp 725 miliar, kurs Rp 14.500). Pendanaan ini dalam rangka memperkuat sistem kesehatan global.

"Bersama-sama kami telah sepakat untuk membentuk FIF dengan negara-negara G20, saya sudah komitmen kasih 50 juta dolar AS," ujar Menkes dalam sambutan "Health Working Group 2nd & Side Event One Health" di Lombok, NTB, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Ia mengharapkan banyak negara berkomitmen untuk memberikan dananya ke FIF sebagai bagian dari upaya dunia untuk memperkuat sistem kesehatan global."Jika negara Anda belum melakukannya, saya ingin mengundang Anda semua untuk menjadi bagian dari tujuan penting ini," tuturnya.

Nantinya, lanjut dia, negara-negara yang berkontribusi dalam FIF itu dapat menerima manfaat langsung untuk mendukung transformasi sektor kesehatan dalam negerinya. Ia menambahkan dengan pendanaan yang memadai, langkah penting berikutnya adalah memfokuskan penggunaan dana ini dengan benar untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Selama pandemi Covid-19, lanjut dia, Indonesia telah dapat memobilisasi vaksin, terapeutik dan diagnostik melalui COVAX dan program akselerator akses peralatan Covid-19 (ACT-Accelerator)."Namun, platform koordinasi yang lebih permanen diperlukan untuk ancaman kesehatan di masa depan," katanya.

Menurutnya, platform ini harus menangani lima elemen inti kesiapsiagaan pandemi global, yaitu tidak hanya akses penanggulangan tetapi juga koordinasi darurat, intelijen kolaboratif, perlindungan masyarakat, dan perawatan klinis kepada pasien yang membutuhkan. Dalam kesempatan itu, Menkes juga mengatakan perlunya untuk saling berbagi data patogen yang memiliki potensi pandemi.

"Dalam hal ini, kami sebagai negara-negara G20 harus bersatu untuk dapat menghasilkan analisis yang kuat, mencegah pandemi berikutnya, dan dengan cepat menghasilkan diagnosa, vaksin, dan terapeutik ketika krisis telah tiba," tuturnya.

Menurut Menkes, saat ini merupakan momen penting untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih tangguh."Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai pemimpin kesehatan dari ekonomi terbesar di dunia. Untuk kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita dan anak-anak dari anak-anak kita," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement