Senin 06 Jun 2022 15:38 WIB

Disuntik PMN, Indofarma Kembangkan Bisnis Alat Kesehatan dan Herbal

Indofarma mendapat penyertaan modal negara sebesar Rp 199,86 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Produksi Obat Indofarma
Foto: Antara
Produksi Obat Indofarma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indofarma Tbk (INAF) akan mengimplementasikan lima proyek pengembangan alat kesehatan dan herbal. Keseluruhan proyek tersebut akan didanai melalui shareholder loan (SHL) Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 199,86 miliar. 

"Proyek ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian industri kesehatan Indonesia," kata Direktur Utama INAF Arief Pramuhanto dalam keterangannya dikutip, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Arief menyempaikan kelima proyek itu yakni pabrik Medical Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp 16,53 miliar, proyek Pabrik Elektromedis Rp 74,98 miliar, proyek In Vitro Diagnostik &Instrument Rp 71,86 miliar, proyek Natural Extract Rp 26,49 miliar dan proyek Supporting Function Rp 10 miliar. 

Arief menargetkan serapan dana PMN untuk pembangunan beberapa fasilitas produksi tersebut dapat selesai keseluruhannya pada kuartal II 2023. Ia berharap beberapa proyek dapat beroperasi mulai kuartal III 2022 dan memberikan kontribusi untuk kinerja Perseroan yang lebih baik.

Untuk mendongkrak kinerja, Perseroan juga melakukan kerja sama dengan tujuh RSUD. Saat ini setidaknya terdapat 20 rumah sakit yang masuk dalam daftar rencana kerja sama dengan Perseroan. "Kami berharap, sampai akhir tahun ini dapat mengeksekusi mungkin sekitar 15 sampai 17 rumah sakit dari yang sudah masuk pipeline," kata Arief.

Selain menawarkan Kerja Sama Operasi (KSO) untuk alat kesehatan, menurut Arief, Perseroan juga memberikan fasilitas finansial sebagai cadangan. Bisnis KSO dilaksanakan oleh anak perusahaan dan yang terbanyak untuk mesin hemodialisa, medical operating theatre, dan ESWL untuk ginjal, dll.

Tidak hanya menggenjot alat kesehatan, Indofarma juga akan mengembangkan produk herbal. Bisnis herbal ini dilakukan dengan memasarkan natural ekstrak melalui skema business to business kepada industri food and beverage (F&B), obat tradisional, dan industri farma. 

Perseroan juga terus kembangkan produk herbal existing, dengan mengacu pada prevalensi penyakit yang dominan. Perseroan pun akan meluncurkan sejumlah produk herbal pada kuartal III 2022 diantaranya diabetes herbal dan hipertensi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement