Selasa 10 May 2022 15:01 WIB

Inflasi Kuartal I 2022 Sebesar 3,47 Persen, BI Sebut Inflasi Inti Tetap Terjaga

Inflasi inti pada April 2022 tercatat 0,36 persen (mtm), meningkat dibandingkan Maret

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 0,95 persen (mtm), naik dari 0,66 persen bulan sebelumnya.
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 0,95 persen (mtm), naik dari 0,66 persen bulan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 0,95 persen (mtm), naik dari 0,66 persen bulan sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok, yaitu volatile food, administered prices, dan inti.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47 persen (yoy). Nilai ini lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,64 persen (yoy).

Baca Juga

"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 2-4 persen pada 2022," katanya dalam keterangan pers, Selasa (10/5/2022).

Inflasi inti pada April 2022 tercatat 0,36 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi Maret 2022 sebesar 0,30 persen (mtm). Berdasarkan komoditasnya, inflasi inti April 2022 terutama disumbang oleh komoditas kue kering berminyak dan mobil seiring dengan peningkatan harga minyak goreng dan peningkatan mobilitas masyarakat.

Secara tahunan, inflasi inti April 2022 mencapai 2,60 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,37 persen (yoy). Erwin mengatakan inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, didukung stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

Sementara itu, kelompok volatile food pada April 2022 mengalami inflasi 2,30 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,99 persen (mtm). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi minyak goreng, daging dan telur ayam ras, serta ikan segar seiring dengan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) pada minyak goreng kemasan, peningkatan biaya pakan, dan kendala kondisi cuaca.

Di samping itu, kenaikan inflasi volatile food juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan mobilitas dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi 5,48 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,25 persen (yoy).

Kelompok administered prices pada April 2022 mengalami inflasi 1,83 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,73 persen (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi bensin, tarif angkutan udara, dan bahan bakar rumah tangga.

"Ini seiring dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax, peningkatan mobilitas di tengah pengenaan fuel surcharge oleh maskapai, serta penyesuaian harga LPG di tingkat eceran," katanya. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 4,83 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,06 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement