REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara memuji keberhasilan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memenuhi ketersediaan pasokan 12 bahan pokok selama bulan Ramadan. Menurutnya, upaya Kementan untuk mengelola bahan pokok ditengah kondisi nasional yang baru pulih dari Pandemi covid-19 patut diapresiasi.
"Dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita terkontraksi cukup dalam. Namun, kementerian pertanian melalui berbagai kebijakan dan program berhasil menjaga ketersediaan atas 12 kebutuhan pokok tersebut. Karena menjaga produktivitas 12 kebutuhan pokok ditengah kondisi perekonomian yang kurang stabil, bukanlah perkara mudah," ujarnya Surya di Bengkulu, Ahad (1/5/2022).
Surya menilai, jika bahan pokok tidak dikontrol dengan baik, maka akan berdampak buruk pada perekonomian dan aspek lainnya bagi masyarakat. Apalagi saat ini kita dihadapkan momentum Ramadhan hingga Idul Fitri.
Dia pun membeberkan dampak buruk yang akan terjadi di antaranya kenaikan harga hingga adanya ancaman gizi buruk. Mengenai kenaikan harga, lanjut Surya, akibatnya akan muncul kesenjangan masyarakat dalam mengakses kebutuhan pokok. Menurutnya, masyarakat yang tidak memiliki daya beli tinggi akan kehilangan akses tersebut.
Terkait gizi buruk, Surya beranggapan jika bahan pokok langka di pasaran maka masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi makanan yang seharusnya bisa dijamin. "Dikarenakan gizi buruk akan memicu penyakit turunan hingga kematian," kata Surya.
Sebelumnya, jajaran Kementan gencar melakukan monitoring ke pasar-pasar di berbagai provinsi hingga kabupaten untuk meninjau dan memastikan kebutuhan pangan masyarakat. Aktivitas itu dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rangka menjaga ketersediaan bahan pokok selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
"Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa Kementan harus ada bersama masyarakat dalam dinamika apapun," kata Mentan SYL saat meninjau pasar beberapa waktu lalu, di Jakarta.