REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menyatakan produksi gas mereka saat ini di atas target. Kinerja tersebut karena PHI menjalankan beragam strategi dan upaya untuk memenuhi target produksi minyak dan gas bumi (migas) untuk mendukung tercapainya produksi nasional.
VP Development & Driling PHI-Regional Kalimantan Arief Prasetyo Handoyo mengatakan produksi gas PHI sebesar 646,88 juta standar kaki kubik gas per hari dan capaian lifting gas mencapai 601,89 juta standar kaki kubik gas per hari. “Alhamdulillah produksi gas kami di atas target,’’ ujar Arief di Jakarta, Selasa (26/4) malam.
Arief menambahkan untuk produksi minyak mencapai kisaran 57.920 barel minyak per hari, dan untuk lifting minyak mencapai 56.360 barel minyak per hari. Upaya untuk meningkatkan produksi terus dilakukan PHI.
Ia menjelaskan komitmen perusahaan untuk selalu menerapkan prinsip environment, social & governance (ESG) dalam mengelola operasi dan bisnis perusahaan. Lebih lanjut, Arief menambahkan PHI mengawali tahun 2022 dengan mendapatkan temuan di sumur Eksplorasi Manpatu 1-X di Wilayah Kerja South Mahakam lepas pantai Kalimantan Timur yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam, salah satu anak perusahaan PHI.
Temuan sumber daya migas baru ini sesuai dengan komitmen PHI dalam mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari bagi Indonesia di tahun 2030. ‘’Kami terus menjalankan operasi migas yang selamat, handal, patuh, dan berkelanjutan, yakni mampu menambah cadangan migas dan mempertahankan tingkat produksi,” katanya.
Sampai dengan Maret 2022, PHI telah berhasil menyelesaikan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 29 sumur. Sementara, capaian untuk kegiatan Well Service tercapai sangat baik dengan mencatatkan 1.779 pekerjaan yang melebihi dari target yang ditetapkan.
PHI mengelola wilayah-wilayah kerja yang berada di Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Kalimantan yang sebagian besar merupakan lapangan-lapangan migas yang sudah mature. Untuk itu, PHI perlu menjalankan beragam proyek strategis, antara lain IOR dan EOR.
"Kegiatan IOR dan EOR ini dijalankan di Zona 8, Zona 9, dan Zona 10 melalui berbagai upaya seperti optimasi dan stimulasi, hingga water flood seperti yang dijalankan di Lapangan Handil Zona 8, dan Tanjung untuk Zona 9. Kinerja di kuartal I untuk proyek IOR dan EOR berjalan baik dengan realisasi sebesar 2,29 MBOEPD," ucapnya.
Selain itu, Regional 3 Kalimantan memiliki proyek strategis yaitu Crown Jewel Mahakam dan revitalisasi asset eksisting. Tujuan kedua proyek ini untuk menjaga kesinambungan bisnis dan operasi serta memonetisasi cadangan WK Mahakam di Zona 8 dan WK Sanga Sanga Zona 9 melalui manajemen produksi baseline serta melaksanakan proyek-proyek pengembangan baru (Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan/OPLL).
“Hingga Maret tahun ini, kinerja proyek strategis ini mampu melebihi target produksi yang telah ditetapkan. Kami akan terus berusaha keras untuk mempertahankan kinerja terbaik hingga berakhirnya proyek ini pada tahun 2024,” jelas Arief.