REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Sebagai langkah memastikan ketersediaan pangan selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan semua jajarannya turun ke lapangan untuk melakukan validasi dan faktualisasi kondisi di lapangan.
Seperti halnya di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Lamongan pada Senin (25/4/2022) lalu, dilakukan gelar pangan murah. Direktur Serealia Ismail Wahab yang hadir mengatakan gelar pangan murah dalam rangka memberikan jaminan stok pangan pokok terhadap masyarakat dan ini sudah dilakukan beberapa kali di Jawa Timur, terutama di Lamongan.
"Perlu saya sampaikan bahwa Jawa Timur memang allhamduliah menurut data kami juga pada paparan Pak Menteri di depan komisi IV DPR menyampaikan bahwa peta kita di Jawa Timur relatif aman. Insya allah sampai 5 bulan ke depan masih cukup," ungkap Ismail dalam siaran persnya, Selasa (26/4/2022).
Pada acara ini, Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Pudjiati Ningsih mengatakan gelar pangan murah berkualitas ini sudah dilakukan di 12 titik di Jatim, dan pada bulan ramadhan ini sudah lima kali di Tuban, Bojonegoro, Nganjuk, Probolinggo dan yang terakhir di Lamongan ini.
"Untuk komoditi yang kami sediakan ada sembilan bahan pokok dan kita juga kerja sama dengan UMKM di Kabupaten yang kita kunjungi serta kita kerja sama juga dengan BUMN untuk ketersediaan pangan di Jawa Timur sampai dengan saat ini dalam keadaan aman dan bisa bertahan lima bulan ke depan. Jadi InsyaAllah Jawa Timur ketersediaan pangan dalam keadaan aman dan tersedia," ujarnya.
Pudjiati menjelaskan harga minyak setelah harga subsidi pemerintah dicabut bisa mencapai Rp 25 ribu per liter dan dengan gelar pangan ini ia berharap bisa mengadakan subsidi bekerja sama dengan RNI dengan harga per liternya Rp 19 ribu.
"Untuk transaksi selama bulan ramadhan tiap kabupaten rata-rata untuk beras dan gula pasir mencapai 1,5 sampai 2 ton, dan yang paling laku dan paling di cari yaitu minyak goreng," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, Sukriyah mengungkapkan stok 12 bahan pokok semuanya tersedia dan bahkan dari kebutuhan dan ketersediaan masih surplus sehingga sampai lima bulan kedepan InsyaAllah masih bisa tercukupi. Apalagi kabupaten Lamongan sebagai penghasil beras terbesar ini merupakan bahan pokok, Lamongan termasuk nomor 1 di Jawa Timur sebagai pemasok beras juga nomor lima secara nasional.
"Pada saat ini pun dengan produksi sekitar 1.190.000 ton dalam satu tahun kebutuhan sekitar 700 ribu ton sehingga ada hampir 500 ribu ton yang surplus itu sebagai bentuk ketersediaan di Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur khususnya padi dan juga untuk daging cabe dan bahan pokok lainnya masih tersedia," sebutnya.
"Keamanan dan ketersediaan produksi dalam negeri yang bisa pertahankan stabilitasnya saya kira tidak lepas dari kinerja Kementan dan petani sehingga kita bisa menyediakan bahan pokok ini secara stabil," pinta Sukriyah.