REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk sekarang menjadi pemegang saham terbesar Twitter. Pembelian saham yang terjadi belum lama ini meningkatkan kepemilikan Twitter menjadi 9,2 persen. Menurut Komisi Sekuritas dan Bursa 13G, Musk sekarang memiliki 73.486.938 saham Twitter.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Musk senilai 2,89 dolar AS atau sekitar Rp 41 triliun pada saat penutupan pasar Jumat (1/4/2022) lalu. Saham Twitter Musk lebih dari empat kali lipat dari pendiri dan eks CEO Twitter Jack Dorsey yang memiliki 2,25 persen saham.
Pertanyaan selanjutnya, apa langkah yang diambil Musk setelah menjadi pemegang saham terbesar Twitter? Analis Wedbush Dan Ives mengatakan kepada CNBC bahwa Musk pada akhirnya akan mengarah pada semacam pembelian.
Namun, mengingat Musk yang mudah berubah dan hubungan cinta-benci dengan Twitter, masih perlu dilihat apakah saham Twitternya dapat menghidupkan kembali kekayaan perusahaan atau ikut dalam membuat keputusan. Belum lama ini, Musk mengecam Twitter karena gagal mematuhi prinsip kebebasan berbicara.
Musk menindaklanjutinya cuitan lain yang menyebutkan ia serius tentang rencana untuk membuat platform media sosial berdasarkan algoritma open-source yang akan memprioritaskan kebebasan berbicara. Membangun platform media sosial bukanlah tugas yang mudah, terbukti dengan Rumble, Getter, dan Friendster yang gagal selama bertahun-tahun. Contoh terbaru dari impian Musk dengan platform media sosial yang mencintai kebebasan berbicara adalah Truth Social.
Dilansir SlashGear, Selasa (5/4/2022), platform yang diperjuangkan oleh Eks Presiden Donald Trump, Truth social menjanjikan percakapan yang terbuka dan bebas tanpa bias politik, tetapi perjalanannya jauh dari kata mulus. Platform belum menyelesaikan masalah daftar tunggunya yang berarti masih belum dapat diakses oleh semua orang. Aplikasi ini saat ini memiliki basis pengguna sekitar 1,2 juta, tetapi tingkat pendaftaran telah turun tajam sebesar 93 persen.
Sebuah laporan BBC menyebut Truth Social sebagai bencana. Dibandingkan membangun platform media sosialnya sendiri dan memiliki semua risiko, Musk dapat dengan mudah mengambil platform yang jauh lebih tidak kontroversial dengan jutaan pengguna aktif harian dan mencoba membentuknya sesuai keinginannya untuk bertindak.