REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan terjadi penurunan harga gabah hingga beras selama bulan Maret 2022. Penurunan harga itu bertepatan dengan masuknya musim panen raya pertama tahun ini sehingga pasokan melimpah dan menurunkan harga jual.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tercatat sebesar Rp 4.570 per kg, atau turun 5,76 persen dari bulan sebelumya. Sementara harga GKP di level penggilingan juga mengalami penurunan 5,20 persen.
Seiring dengan turunnya harga gabah, maka rata-rata harga beras premium di penggilingan turun 0,41 persen menjadi Rp 9.787 per kg. Adapun untuk jenis medium turun 0,38 persen menjadi Rp 9.323 per kg. Penurunan juga terjadi untuk beras di luar kualitas sebesar 0,01 persen menjadi Rp 9.061 persen.
"Harga beras di tingkat grosir ada bulan Maret juga turun 0,08 persen bila dibandingkan Februari begitu pula harga beras eceran yang rata-rata turun 0,23 persen," kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).
Margo menuturkan, penurunan harga beras itu juga sejalan dengan turunnya angka nilai tukar petani (NTP) khusus subsektor tanaman pangan. Tercatat NTP tanaman pangan turun 1,19 persen dari 100,43 poin bulan Februari menjadi 99,23 poin pada Maret
Penurunan NTP secara hitungan karena indeks harga yang diterima petani turun 0,57 persen sementara indeks harga yang dibayar petani justru naik 0,63 persen.
"Komoditas yang dominan (menyebabkan) penurunan NTP ya dari gabah karena saat ini terjadi panen harga turun, ini terbukti di Maret 2022," kata dia.
Sementara itu, nilai tukar usaha petani (NTUP) juga turun 0,91 persen. Dari 100,17 poin menjadi 99,26 poin.