REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harga beras mengalami penurunan di seluruh rantai distribusi pada September 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya penurunan harga baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran pada periode tersebut.
“Rata-rata harga beras di penggilingan pada September 2025 turun 0,62 persen secara month to month (mtm), tetapi naik 5,83 persen secara year on year (yoy),” ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Harga beras di penggilingan pada September 2025 tercatat senilai Rp 13.512 per kilogram (kg), lebih rendah dibandingkan pada Agustus 2025 sebesar Rp 13.596 per kg. “Tingkat inflasi beras di tingkat grosir pada September 2025 deflasi 0,02 persen secara mtm, tetapi menjadi inflasi 5,54 persen secara yoy,” terang Habibullah.
Data BPS menunjukkan harga beras di tingkat grosir pada September 2025 sebesar Rp 14.290 per kg, lebih rendah dibandingkan pada bulan sebelumnya senilai Rp 14.292 per kg.
Lalu, di tingkat eceran, harga beras pada September 2025 mengalami deflasi 0,13 persen secara bulanan, tetapi terjadi inflasi 4,06 persen secara tahunan. Harga beras di eceran pada periode tersebut tercatat senilai Rp 15.375 per kg, turun dibandingkan Agustus 2025 sebesar Rp 15.395 per kg.
BPS menyampaikan, komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi pada September 2025. Beras tercatat mengalami deflasi pada bulan September untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.
“Secara historis setiap bulan September dari 2021—2024, secara umum beras mengalami inflasi, sementara pada September 2025 mengalami deflasi,” kata Habibullah.
Ia menerangkan, deflasi beras pada periode September 2025 tercatat mencapai 0,13 persen, dengan andil sebesar 0,01 persen. “Deflasi beras secara bulanan (mtm) di bulan September ini adalah deflasi kedua di tahun 2025. Sebelumnya terjadi deflasi beras di bulan April 2025,” katanya.