REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggalangan dana di pasar modal diyakini akan lebih ramai pada 2022. Optimisme ini didukung sejumlah indikator pasar modal seperti minat perusahaan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan pertumbuhan positif.
"Pada 2022 ini kami optimistis penggalangan dana di pasar modal Indonesia masih bertumbuh dengan baik yang ditunjang keberlangsungan pemulihan ekonomi," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, Senin (28/3/2022).
Menurut Nyoman, minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal masih relatif baik. Hal ini terlihat dari antrean perusahaan yang ada di pipeline saham Bursa.
Sampai saat ini, jumlahnya masih meningkat dan diharapkan ke depannya dapat menambah jumlah perusahaan tercatat saham. Salah satu unicorn terbesar di Indonesia yaitu PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah masuk pasar modal Indonesia.
GOTO bersama lima perusahaan lainnya yaitu PT WIR ASIA Tbk (WIRG), PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), PT Murni Sadar Tbk (MTMH) dan PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) sedang dalam proses IPO saham melalui sistem e-IPO.
"Informasi perusahaan-perusahaan tersebut telah dipublikasikan melalui laman e-IPO. Tentunya hal ini diharapkan juga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata Nyoman.
Indikator lainnya yang dapat mendongkrak penggalangan dana di pasar modal yakni jumlah investor yang mengalami tren meningkat. Berdasarkan data KSEI, jumlah investor pasar modal per Februari 2022 mencapai 8,1 juta investor atau naik 8,2 persen dibandingkan Desember 2021.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indikator pergerakan harga saham juga telah menembus di atas angka 7.000. IHSG pada penutupan perdagangan Senin (28/3/2022) berada pada angka 7.002,532 dengan rata-rata transaksi harian Rp 14,49 triliun
Kondisi pasar modal yang kondusif tidak terlepas dari dukungan otoritas pasar modal dan stakeholders yang ada di pasar modal. Seluruh pemangku kepentingan pasar modal yang disupervisi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya menjadikan Pasar Modal Indonesia lebih inklusif.
"Beberapa kemudahan telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham," terang Nyoman.
Dalam upaya meningkatkan literasi mengenai pasar modal, Bursa Efek Indonesia secara berkesinambungan juga melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan agar ke depannya dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia.
Stabilitas ekonomi juga turut mendukung pemulihan ekonomi nasional. BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada 17 Maret 2022 menunjukan angka 3,5 persen dan merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir. Hal ini tentunya turut memperkuat pemulihan ekonomi nasional dan berdampak positif bagi pasar modal.
"Kami yakin, semua hal positif di atas turut memberikan optimisme tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya," tutup Nyoman.