Selasa 08 Mar 2022 14:32 WIB

ICP Februari Dipatok 95,72 Dolar AS per Barel

ICP bulan Februari 2022 meningkat 9,83 dolar AS dari 85,89 dolar AS pada Januari

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Adanya gangguan pasokan minyak global di pasar internasional akibat konflik geopolitik Rusia - Ukraina berdampak pada pergerakan Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price). Kementerian ESDM mematok rata-rata ICP bulan Februari 2022 sebesar 95,72 dolar As per barel, naik 9,83 dolar AS dari 85,89 dolar AS per barel pada Januari 2022.
Foto: istimewa
Adanya gangguan pasokan minyak global di pasar internasional akibat konflik geopolitik Rusia - Ukraina berdampak pada pergerakan Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price). Kementerian ESDM mematok rata-rata ICP bulan Februari 2022 sebesar 95,72 dolar As per barel, naik 9,83 dolar AS dari 85,89 dolar AS per barel pada Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya gangguan pasokan minyak global di pasar internasional akibat konflik geopolitik Rusia - Ukraina berdampak pada pergerakan Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price). Kementerian ESDM mematok rata-rata ICP bulan Februari 2022 sebesar 95,72 dolar As per barel, naik 9,83 dolar AS dari 85,89 dolar AS per barel pada Januari 2022.

Ketetapan ini tercantum pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Februari 2022, yang ditetapkan tanggal 1 Maret 2022.

Baca Juga

"Munculnya konflik Rusia-Ukraina berdampak besar pada pasokan minyak mentah global. Pasar mulai khawatir ketegangan ini akan membuat kelangkaan dan terjadinya gangguan distribusi," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (8/3).

Berdasarkan analisa Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, sambung Agung, laporan IEA (International Energy Agency) bulan Februari 2022 menyebutkan terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan tahunan permintaan minyak dunia tahun 2022 sebesar 3,2 juta barel per hari menjadi 100,6 juta barel per hari, dipicu oleh pembatasan Covid-19 yang mereda.

Pada bulan yang sama, OPEC melaporkan peningkatan proyeksi permintaan minyak dunia pada tahun 2022 sebesar 17 ribu barel per hari menjadi 100,8 juta barel per hari, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya. Tak hanya itu, OPEC merevisi penurunan proyeksi suplai minyak negara-negara Non-OPEC pada tahun 2022 sebesar 60 ribu barel per hari menjadi 66,61 juta barel per hari dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.

Selanjutnya, faktor lain yang memengaruhi adalah gangguan suplai di Amerika Serikat. Berdasarkan laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration) juga menyampaikan terdapat penurunan stok Amerika Serikat pada akhir Februari 2022 dibandingkan akhir bulan sebelumnya yaitu stok gasoline turun 3,5 juta barel menjadi 246,5 juta barel, stok distillate turun 3,0 juta barel menjadi 119,7 juta barel.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh peningkatan estimasi troughput 35 kilang gabungan di Cina yang terdiri dari kilang Sinopec, CNOOC, Petrochina dan Sinochem Corp, pada bulan Februari 2022 sebesar 3,2 persen dibandingkan bulan lalu menjadi 7,2 juta barel per hari.

"Jepang kembali melanjutkan pemberian subsidi gasoline sebesar 5 yen per liter kepada distributor minyak. Pemberian subsidi telah dilaksanakan sejak 27 Januari 2022 melalui evaluasi penetapan yang dilakukan setiap minggu sebagai upaya Pemerintah untuk menjaga harga retail gasoline yang tinggi di negara tersebut," jelas Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement