Rabu 09 Feb 2022 06:05 WIB

BRI Gandeng WIR Group Kembangkan Layanan Perbankan Metaverse

Ini bertujuan untuk melayani kebutuhan perbankan nasabah di dunia metaverse.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Gedung Bank BRI
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gedung Bank BRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk menggandeng WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan metaverse. Hal ini bertujuan untuk melayani kebutuhan perbankan nasabah di dunia metaverse.

WIR Group merupakan perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang berdiri sejak 2009 silam. Perusahaan ini telah melayani pasar internasional lebih dari 20 negara.

Baca Juga

Executive Vice President Retail Payment BRI Dhoni Ramadi mengatakan keamanan data nasabah menjadi bagian yang sudah dikaji perseroan untuk melebarkan sayapnya di dunia metaverse.

“Keamanan juga bagian dari yang sudah kami alokasikan dari resources untuk mengkaji ketika kita masuk ke sebuah teknologi baru. Jadi memang ini merupakan suatu tren hype-nya pada 2022 semua going to metaverse,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya bagian dari risiko metaverse sudah perseroan siapkan untuk mengkaji kemungkinan adanya risiko di dunia digital. Hal ini mengingat dunia digital masih akan banyak memiliki risiko-risiko yang ada.

“Tapi kita juga membentuk tim untuk mempersiapkan pencegahannya. Saat ini kita memiliki risk management unit untuk menangani fraud detection. Tim unit inilah yang akan ditambah lagi timnya untuk mengkaji teknologi-teknologi baru,” ucapnya.

Dhoni mengungkapkan ketika perseroan ingin mengembangkan teknologi, maka perseroan uga harus mencari talenta-talenta yang lebih memahami tentang adanya risiko-risiko ke depan.

“Selain kita terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, faktor risikonya juga harus kita iringi,” ucapnya.

Sementara itu Executive Chairman & Co-Founder WIR Group Daniel Surya menambahkan bentuk tantangan dalam dunia metaverse ini merupakan soal kredibilitas. “Credibility itu penting di dunia maya. Metaverse yang dibangun harus bisa menunjukkan kredibilitas, karena kita mengangkat segala sesuatu dari offline ke online. Itu ada sense of credibility,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement