Rabu 02 Feb 2022 16:07 WIB

Tahun Ini, BSI Agresif Salurkan Pembiayaan

Ada sektor-sektor yang masih menjadi prioritas dan akan jadi sasaran BSI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
PT Bank Syariah Indonesia Tbk menggelar Paparan Kinerja Kuartal IV 2021 di Jakarta pada Rabu (2/2/2022).
Foto: dok. BSI
PT Bank Syariah Indonesia Tbk menggelar Paparan Kinerja Kuartal IV 2021 di Jakarta pada Rabu (2/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pertumbuhan tetap positif pada tahun ini. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, 2022 merupakan tahun pertumbuhan setelah pada 2021 lebih banyak berkutat dengan tekanan akibat pandemi.

"Banyak proyeksi yang akan positif tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,6-5,15 persen, termasuk dari internal kita memproyeksi DPK tumbuh lebih dari delapan persen, pembiayaan perbankan syariah sekitar tujuh persen," kata Hery dalam Paparan Kinerja Kuartal IV 2021 BSI di Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga

 

Hery mengatakan, ada sektor-sektor yang masih menjadi prioritas dan akan jadi sasaran BSI karena masih memberikan peluang tumbuh positif. Di antaranya sektor infrastruktur, sektor energi dan non energi, kesehatan dan ekosistemnya, sosial, pangan, pendidikan, dan sektor teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Hery, pada 2022 BSI akan bertumbuh dari sisi pembiayaan maupun DPK. Sambil berusaha menjaga efisiensi biaya dan menekan biaya dana, meningkatkan dana-dana murah, dan keuntungan dari fee based income (FBI).

FBI BSI pada kuartal IV 2021 tercatat naik hingga 124 persen (yoy) dari Rp 67 miliar menjadi Rp 150 miliar. Ini dikontribusi oleh penggunaan aktif BSI mobile banking yang naik 196 persen menjadi 1,72 juta transaksi.

"Secara umum, pertumbuhan kita dari rasio-rasio keuangan volume kita cukup solid dan ini kita ingin lanjutkan di 2022," kata Hery.

Direktur Risk Management BSI Tiwul Widyastuti mengatakan, kualitas pembiayaan akan terus dipertahankan seperti tahun 2021. Menurutnya, per Desember 2021, Financing at Risk (FAR) BSI terus membaik ditunjukan dengan penurunan dari 21,04 persen pada 2020 menjadi 17,69 persen.

"Ini dikontribusi oleh pembiayaan baru yang kualitasnya bagus, total new booking wholesale capai Rp 22,63 triliun dan 100 persen lancar, dan new booking ritel capai Rp 43,35 triliun dengan 99,6 persen lancar," kata Tiwul.

Tahun ini, BSI pun terus berkomitmen mengimplementasikan prinsip keuangan berkelanjutan di semua sektor bisnis dan tanggung jawab sosial perseroan. Pada 2021, penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan tercatat Rp 46,15 triliun atau berkontribusi 27 persen terhadap total portofolio pembiayaan BSI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement