REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat total penerbitan surat berharga syariah negara (SBSN) ritel sebesar Rp 48,73 triliun sepanjang 2021. Adapun realisasi ini mampu menarik sebanyak 99.581 investor.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan penerbitan SBSN ritel terdiri dari SR014, SR015, SWR002, dan ST008.
“Hasil penjualan SR015 mencapai Rp 27,001 triliun, merupakan terbesar sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel (konvensional dan syariah) melalui platform e-SBN sejak 2018,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (12/1/2022).
Dwi mencatat jumlah investor SR015 sebanyak 49.027 investor merupakan yang terbanyak sepanjang penerbitan SBN Ritel (konvensional dan syariah). Adapun kupon ST008 sebesar 4,80 persen merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel, sejalan kebijakan pemerintah dalam upaya menurunkan yield dan menekan cost penerbitan SBN.
“Permintaan ST-008 sangat tinggi, sehingga pemerintah menerapkan kuota harian untuk memperluas distribusi dan meningkatkan keritelan. Penawaran ST-008 harus ditutup dua hari lebih cepat dari masa penawaran yang diumumkan,” ucapnya.
Menurutnya pemerintah berencana menerbitkan empat SBSN ritel pada tahun ini. Dwi menyebut sama halnya dengan jadwal SBN Ritel jadwal SBSN ritel juga masih bersifat tentatif.
“Rencananya, masa penawaran SR016 akan dibuka pada Maret, lalu ada Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) pada periode Ramadhan. Kemudian SR017 pada September dan ditutup oleh ST009 pada November,” ucapnya.
Menurutnya sepanjang 2021 merupakan pertama kalinya ditawarkan CWLS ritel melalui platform E-SBN. Adapun capaian penjualan CWLS cukup baik, berhasil menghimpun dana sebesar Rp 24,14 miliar dan 591 wakif yang terdiri dari tiga wakif institusi dan 588 wakif individu.
Pemerintah berencana menerbitkan tujuh seri obligasi ritel sepanjang tahun ini. Adapun jumlah ini masih sama dengan realisasi penerbitan sepanjang 2021 lalu. Terdekat, pemerintah akan meluncurkan obligasi ritel Indonesia (ORI) seri ORI021 pada akhir Januari ini.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menambahkan ORI021 akan mulai ditawarkan pada 24 Januari - 17 Februari mendatang. “Tapi perlu diingat, jadwal ini masih bersifat tentatif, sehingga masih dimungkinkan ada penyesuaian eksekusinya,” kata Deni.
Menurutnya ada dua seri SBN ritel lainnya yang akan dipasarkan pada tahun ini yakni Saving Bond Ritel seri SBR011 serta ORI022. Rencananya, masa penawaran masing-masing seri tersebut yakni 23 Mei - 16 Juni 2022 dan 26 September - 20 Oktober 2022.