REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fintech P2P Lending Akseleran menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp1,9 triliun lebih selama 12 bulan terakhir atau tumbuh 102 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.
Secara kumulatif, Akseleran telah menyalurkan Rp3,7 triliun kepada lebih dari 2.800 peminjam/borrower yang merupakan pelaku usaha UMKM.
Jumlah peminjamnya mengalami kenaikan jumlah borrower hingga 141 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun 2020.
Menurut CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan, penyaluran pinjaman usaha Akseleran sudah merambah ke wilayah lain yang berada di luar Pulau Jawa, antara lain di Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Sumatra Utara.
"Peningkatan singnifikan dari jumlah borrower yang berhasil memperoleh pinjaman usaha Akseleran secara terang-terangan mempertegas komitmen Akseleran untuk selalu memperluas akses pendanaan kepada sebanyak-banyaknya UMKM yang membutuhkan permodalan khususnya di tengah situasi yang masih sulit sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19," kata Ivan dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (11/1).
Secara kumulatif, lanjut Ivan, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp3,7 triliun kepada lebih dari 2.800 borrower. Sementara itu, Akseleran mencatat jumlah pemberi pinjaman telah mencapai 175 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua dan 12 institutional lender yang berasal dari perbankan maupun Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya termasuk BPR.
"Di kuartal keempat tahun ini, rata-rata bulanan untuk penyaluran pinjaman usaha Akseleran sudah menembus angka Rp177 miliar,” ujar Ivan.
Selain itu, untuk bulan Desember 2021 saja tercatat bahwa Akseleran mampu menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp190 miliar, atau tumbuh hingga 84 persen dibandingkan bulan Desember di akhir tahun 2020. Sedangkan untuk sepanjang tahun ini, rekor penyaluran pinjaman usaha Akseleran terjadi di bulan November 2021 yang mencapai angka sebesar Rp192 miliar.
Jumlah tersebut menjadi salah satu faktor penopang Akseleran untuk berhasil menyalurkan total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp1,9 triliun lebih selama 12 bulan terakhir atau tumbuh 102 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.
“Pertumbuhan demi pertumbuhan yang terus terjadi secara konsisten di tiap bulannya tentu sejalan dengan kualitas pinjamannya dimana dapat terlihat dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) Akseleran di akhir tahun ini berada di angka yang tetap rendah, yakni 0,07 persen dari total kumulatif penyaluran pinjaman usaha," papar Ivan.
Itu artinya total NPL Akseleran di tahun 2021 mengalami banyak penurunan hingga sebesar 0,10 persen dibandingkan realisasi per 31 Desember 2020. Menurut Ivan, ini memperlihatkan keberhasilan Akseleran dalam melakukan mitigasi risiko kredit macet demi meningkatkan kenyamanan bertransaksi kepada seluruh pengguna Akseleran di Indonesia.
Ia menambahkan, sejauh ini para lender Akseleran tidak perlu lagi khawatir dalam melakukan pengembangan dana karena terjadinya risiko kredit macet di Akseleran sangat terukur.
Akseleran juga telah mengimplementasikan proteksi asuransi kredit dari semula hanya 90 persen dari pokok pinjaman tertunggak, sudah menjadi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak per 1 September 2021.
"Dengan demikian, kami optimis akan melanjutkan kembali pertumbuhan kinerja Akseleran di tahun 2022 dengan menargetkan total pinjaman usaha naik hingga dua kali lipat atau menjadi sebesar Rp4 triliun,” tambah Ivan.