REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Bank of Thailand meminta bank komersial menghindari keterlibatan langsung dalam perdagangan aset digital. Pasalnya, hal tersebut dinilai cukup berisiko karena volatilitas tinggi dan menganggu stabilitas keuangan dan pembayaran.
Bank sentral Thailand itu menegaskan tidak mendukung aset digital sebagai alat pembayaran barang dan jasa. "Bank komersial harus fokus pada keamanan karena mereka bertanggung jawab atas simpanan masyarakat," kata Direktur Senior BOT Chayawadee Chai-Anant dilansir Bloomberg, Selasa (7/12).
Sebelumnya, beberapa bank komersial Thailand diketahui telah meningkatkan aktivitas terkait aset digital. Siam Commercial Bank bulan lalu mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi 51 persen saham di operator pertukaran crypto terbesar di negara itu seharga 530 juta dolar AS.
Ditanya tentang rencana Siam Commercial Bank, Chayawadee mengatakan kesepakatan itu tidak mencerminkan keterlibatan langsung. Meski demikian, bank wajib menyisihkan cadangan yang cukup sesuai dengan peruntukannya karena aktivitas tersebut berisiko tinggi.
Bank sentral mengatakan telah bekerja sama dengan Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand tentang pedoman untuk mengatur penggunaan aset digital sebagai alat pembayaran barang dan jasa untuk membatasi risiko.
Terkait aksi korporasi yang dilakukan Siam Commercial Bank tersebut, menurut Chayawadee, bank harus memprioritaskan pada teknologi yang mempromosikan inovasi keuangan, meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem pembayaran dan menjaga sistem ekonomi dan keuangan.