REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Bank sentral Zimbabwe sedang menjajaki penggunaan mata uang digital daripada mengizinkan mata uang kripto (cryptocurrency) sebagai alat pembayaran yang sah.
“Sebagai bank sentral, kami tidak percaya pada cryptocurrency. Kami percaya pada mata uang digital bank sentral yang pada dasarnya mencoba untuk memiliki dolar e-Zimbabwe sebagai lawan dari cryptocurrency,” Gubernur Bank sentral Zimbabwe John Mangudya seperti dilansir dari laman Bloomberg, Selasa (7/12).
Negara Afrika bagian selatan berencana mengirim tim ke Nigeria dapat belajar dari pengalaman mereka untuk meluncurkan mata uang digital pertama di Afrika pada Oktober. “Kami memiliki grup fintech kami dan mereka bekerja sangat keras. Sebagian besar bank sentral di dunia sedang mengerjakan CBDC ini dan kami pasti hampir sampai,” ucapnya.
Mangudya menyebut pemerintah telah memutuskan untuk membayar bonus tahunan kepada pegawai negeri dalam dolar AS daripada mata uang lokal karena menggunakan dolar Zimbabwe dapat menambah depresiasinya baru-baru ini.
Nilai resmi mata uang Zimbabwe terakhir sebesar 105 per dolar Zimbabwe atau melemah sebesar 29 persen tahun ini. Ini diperdagangkan sebesar 185 per dolar Zimbabwe di pasar paralel.